mobilinanews (Bandung) – Besok Selasa (7/2) akan dilangsungkan Musprov IMI Jawa Barat di Bandung. Diperkirakan hanya akan ada 2 kandidat yang bakal melaju yakni H Fachrul Sarman dan Rio Teguh Pribadi. Satu calon lagi, Daniel Muttaqien kabarnya tidak melanjutkan kontestasi.
Lalu siapakah yang layak memimpin IMI Jabar untuk 4 tahun ke depan? Seperti diketahui, prestasi otomotif Jabar cenderung stagnan dalam 4 tahun ini. Masih kalah mentereng dibanding sebelumnya. Apalagi saat Ketum IMI dipegang Oke Darajat Junjunan.
Oke pada periode pertamanya berhasil merengkuh juara umum balap motor PON di Sumatera Selatan, dengan 2 medali emas. Saat itu pula, Jabar juga menjadi gudang crosser-crosser terbaik melalui Frans Tanujaya, Pieter Tanujaya, Aep Dadang Supriatna hingga Ronny Karno.
Maka itu dibutuhkan sosok seperti Oke yang merakyat kepada klub dan komunitas serta memiliki berbagai inovasi. Nah, sosok itu saja tidak cukup. Untuk mengembalikan prestasi moncer itu ditambahkan seorang fighter.
Karakter itu ada pada diri H Fachrul Sarman. Mungkin karena masih memiliki darah Medan, sehingga fighter dan pantang menyerah ada pada diri pengusaha yang juga seorang offroader senior itu.
Fighter itu ditunjukkan dengan karyanya yang mampu menggelar event sprint rally dan offroad di kawasan angker milik TNI dan kepolisian selama ini. Hal yang sangat langka dilakukan promotor lain.
Memang, budaya Sunda dikenal santun dan terkesan lemah lembut. Sosok itu ada pada diri Rio Teguh Pribadi yang merupakan ketua incumbent. Namun gayanya terkesan lembek terbukti kurang bisa mengangkat prestasi otomotif Jabar.
Perolehan hanya 1 medali emas pada PON September lalu dinilai bukan prestasi cemerlang. Pasalnya, Jabar sebagai tuan rumah yang memiliki privilage dibanding daerah lain.
Lalu, komunikasi terhadap klub dan komunitas dinilai kurang menyeluruh. Hanya komunitas balap yang dirangkul. Itu pun hanya roda dua. Tidak dengan komunitas hobbies yang merupakan mayoritas di Jabar.
Tapi, sekali lagi, pemilihan Ketum IMI Jabar tidak sekadar itu. Jauh lebih kompleks karena petahana tentu juga memiliki keuntungan dibanding sang penantang. Kedekatan terhadap element panitia, tim penjaringan dan steering committe tak terelakkan lagi.
Hanya sekarang, klub-klub sudah terbuka matanya. Masih ingin mempertahankan kondisi stagnan, atau perubahan menuju prestasi yang lebih gemilang. Tentu dengan figur baru yang merupakan paduan santun dan fighter akan lebih banyak dilirik para klub-klub IMI di Jabar.
Mari kita tunggu bersama besok di Musprov IMI Jawa Barat. (budi santen)