mobilinanews (Spanyol) - Sejak tahun lalu beredar isu Marc Marquez bakal mendarat di tim KTM, pabrikan top Austria yang ditopang Red Bull - industri minuman energi Austria yang sejak bocah sudah jadi sponsor pribadinya.
Kini masuk musim 2018, isu makin merebak bahwa juara dunia bertahan itu sudah goyang di Honda lantaran suasana yang berbeda.
Itu efek kepergian Shuhei Nakamoto tahun lalu dan tahun ini juga ditinggal Livio Suppo. Dua orang ini adalah petinggi tim yang sangat berperan menghantar Marquez meraih 4 trofi MotoGP sejak debutnya pada 2013.
Nakamoto adalah mantan Vice President HRC yang mengomandani seluruh aspek motorsport Honda, sedangkan Suppo adalah Team Principal Repsol Honda.
Tentu saja semua isu dibantah Marquez. Hal-hal diatas, katanya, tak ada kaitannya dengan masalah perpanjangan kontrak yang kadaluarsa di akhir musim 2018.
Seperti diketahui, Marquez belum beri sinyal apapun untuk perpanjangan, sementara pesaing mudanya dari Yamaha, Maverick Vinales, sudah teken kontrak hingga 2020.
"Kontrak memang akan berakhir, tapi saya harap bukan terakhir di Honda. Saya selalu prioritaskan tim ini," ujarnya.
Ia punya alasan tersendiri mengapa mengulur perpanjangan.
"Fokus saya saat ini adalah menyiapkan motor 2018. Tak perlu buru-buru soal kontrak. Seberapa kompetitif nantinya, itulah yang akan menentukan arah selanjutnya."
Sebuah jawaban diplomatis yang multi tafsir. Jika tak mampu melawan Yamaha dan Ducati, bisa jadi inilah musim terakhirnya di Honda. Itu kira-kiranya.
"Yang pasti hati saya disini dan percaya Honda menyiapkan motor yang saya inginkan," tegasnya.
Kalau tidak, piye? (andro)