mobilinanews (Yogyakarta) - Tetap ramah dan selalu menyapa duluan. Itulah sosok Sadikin Aksa, Ketua IMI Pusat.
Seperti ketika mobilinanews tengah melakukan tugas jurnalistik dan melakukan pemotretan di Asia Auto Gymkhana Championship (AAGC), GOR Mandala Krida Yogyakarta, Sabtu (13/7/2019) malam lalu.
Ikin --sapaan karibnya -- menyapa dari kejauhan. Lalu, terjadilah ngobrol layaknya teman karib yang telah lama saling mengenal.
Ikin menyebutkan harus kembali ke Semarang, sebelum seluruh kelas final AAGC selesai dilombakan, karena hari Minggu merupakan race day seri 12 kejuaraan dunia motocross MXGP di kota Lumpia itu.
"Tadi siang, saya nemenin Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) yang hampir setengah hari di sirkuit MXGP BSB Mijen Semarang Barat. Besok (Minggu) mutlak saya harus ada di Semarang, karena merupakan event international," terang Ikin.
Dia menceritakan, perjuangannya dari Semarang ke Yogya. "Semarang - Solo sih cuma 1 jam. Tapi, Boyolali ke Yogyakarta sampai 3 jam perjalanan karena macet," tutur mantan pereli internasional itu.
Karena tak ingin kembali alami kemacetan, ia pilih malam itu juga kembali ke Semarang.
"Maka itu, silakan deh kalau ada yang mau jadi Ketua IMI," kalimat itu mencuat dari celah bibir keponakan Wapres HM Jusuf Kalla.
Itu sebenarnya sebagai ungkapan dan ekspresi dari duren (duda keren) dengan dua anak ini. Bahwa dibutuhkan perhatian ekstra, waktu, dan pengorbanan yang lain.
Ditunjukkan dengan perjalanan pada hari Sabtu tersebut guna menyambangi 2 event motorsport berskala international : kejuaraan Asia dan kejuaraan dunia.
Wajar saja jika Ikin ingin membanggakan hasil kerja kerasnya.
"Tidak mudah lho, diperlukan waktu dan baru tahun ketiga ini mulai keliatan. Kejuaraan Asia, dan kejuaraan dunia MXGP, ini buah dari perjuangan bersama tim di IMI Pusat selama ini," tutur Ikin lagi.
Event international lainnya yang kembali akan menyambangi Indonesia, adalah kejuaraan reli Asia Pacific pada akhir bulan ini di Sumatera Utara, setelah 10 tahun absen.
"Tak hanya itu, di balap roda dua, kami menggulirkan Oneprix Championship dengan 5 kali tayangan live, bekerja sama dengan TVOne. Paket balap motor di tv ini kami yakini bakal mampu menggeliatkan kembali industri motorsport dan otomotif, karena akan banyak sekali multi effect yang terlibat di dalamnya," lanjutnya.
Ikin juga mengingatkan bahwa IMI bukan hanya balapan. Tapi, juga ada mobilitas yang diakuinya masih ketinggalan dengan negara lain.
"Jadi potensi IMI Mobility ini jauh lebih besar sebenarnya. Namun semua pakai proses, butuh waktu untuk melibatkan masyarakat luas. Karena yang berhubungan dengan otomotif, berkendara, safety riding, safety driving, komunitas dan lain-lain itu bagian dari IMI Mobility," cerocos Ikin.
Belum lagi dari sisi cabang olahraga, IMI berbeda dengan PGSI (Persatuan Gulat Seluruh Indonesia) misalnya yang hanya mengurus cabang gulat. Namun tidak demikian dengan IMI, di mana untuk cabor saja ada 14.
Sehingga menjadi Ketua IMI, sebenarnya tidak beda-beda jauh dengan Ketua KONI yang merupakan induk organisasi olahraga di Indonesia.
"Itu yang membuat jadi Ketua IMI capek banget deh. Maka itu, kami butuh dukungan dari semua stake holder, dan komunitas. Belum lagi, harus mengikuti update dengan induknya di FIM (roda dua) dan FIA (mobil)," terangnya.
Jadi, tidak akan mencalonkan diri lagi menjadi Ketua IMI Pusat pada Munas, akhir tahun depan dong?
"Bukan begitu," potong Ikin.
Maju lagi untuk menyempurnakan pemenuhan target dan realisasi blue print kemajuan otomotif di Indonesia yang telah dicanangkan tentu saja.
"Iya, dong. Tapi, saya males kalau harus ribut-ribut juga. Saya ingin seluruh stake holder bisa bekerja sama memajukan otomotif di Indonesia, yang ternyata cakupannya luas dan komplek " tukas Ikin.
Pembicaraan pun harus diakhiri dulu, karena Ikin yang didampingi Rafiudin Razak (Wabendum IMI Pusat) pamit harus kembali ke Semarang dengan naik mobil.
Sampai ketemu lagi, Ketua. (bs)