mobilinanews (Malaysia) - Tercepat di tiga hari tes Sepang belum membuat Fabio Quartararo puas. Jika tak ada perbaikan dalam tes lanjutan di Qatar bisa jadi nantinya akan susah dalam balapan.
Begitu kesimpulan sementara pembalap tim satelit Petronas Yamaha Srt itu usai winter test 2020 di Sirkuit Sepang, Malaysia. Ia mengalahkan seluruh kontestan, baik saat naik Yamaha 2019 maupun versi terbaru Mq1 2020. Tapi itu barulah catatan waktu satu putaran, single lap. Dan, perolehan waktu seperti ini hanya cocok untuk sesi kualifikasi.
Untuk balapan sesungguhnya di atas 20 lap, rider Prancis itu masih ragu dan sama sekali belum nyaman di atas M1 spek terbaru yang sama dengan besutan Valentino Rossi dan Maverick Vinales. Kalau tahun lalu M1 jatah Quartararo defisit 500 rpm dengan sasis yang juga beda, kini ia dimodali motor yang sama dengan dua joki pabrikan tersebut.
Seperti yang lain, Quartararo juga lakukan simulasi balapan sepanjang 12 lap di hari ketiga tes. Nah, pada bagian inilah ia mengeluh. Race pace-nya tidak konsisten, terlebih karena degradasi ban belakang yang cepat aus seperti selama ini dikeluhkan Rossi. Fakta lain, meski power motor sama, faktanya kecepatan Quartararo masih terbilang buruk di trek lurus.
Ia sama sekali tak nyaman di situ. Top speed-nya hanya 323,3 km/jam, sama dengan rekan satu timnya, Franco Morbidelli yang membesut M1 spek A yang satu level di bawah motor pabrikan. Sementara Vinales bisa melaju 327,2 km/jam dan Rossi 326,2 km/jam. Kontradiktif karena Vinales justru berada di urutan 18 tercepat dalam satu lap, tapi race pace-nya menjadi salah satu yang terbaik sepanjang tes.
"Top speed saya jauh tertinggal. Ini yang harus kami pahami dalam tes Qatar nantinya, apakah benar-benar bisa sama dengan pabrikan atau tidak."
Dibandingkan M1 2019 yang tahun lalu menjadikannya Rookie of the Year dan Pembalap Independen Terbaik, Quartararo bilang belum nyaman 100% di atas M1 2020. Masalahnya bukan hanya pada top speed, tapi juga pendekatan dan pemahamannya pada zona pengereman, menejemen ban, elektronik, dan cara menyetirnya.
"Sebenarnya bukan problem besar, mungkin perlu tes beberapa kilometer lagi. Ini long run pertama saya di atas motor 2020 dan butuh sedikit waktu lagi. Tentu di Qatar nanti saya berharap ada langkah lebih maju lagi."
Belajar dari pengalaman tahun lalu, Quartararo kini sangat mementingkan race pace. Tak lain karena target pribadinya untuk meraih kemenangan perdana di MotoGP, sekaligus perdana buat tim satelit Yamaha. Itu saja target sederhana yang dipancang Quartararo meskipun ia digadang-gadang sebagai salah satu penantang dalam perebutan gelar. (rnp)