mobilinanews (Semarang) – “Sorry om Go..aku wis fisik dan kondisi kesehatan tak mumpuni untuk balap, Bener Go, aku mengundurkan diri di dunia balap 2020. Salam buat teman-teman.”
Itu SMS (Short Message Service) dari dr Hery Agung (HA) kepada Arief Go Ananto, navigator yang telah mendampingi di berbagai ajang balap seperti sprint rally, rally hingga speed offroad.
SMS itu dikirim HA pada Sabtu (4/4/2020) kemarin sekaligus menjawab pertanyaan kalangan motorsport terkait keputusan pensiun permanen dari ajang kompetisi balap.
Dan, selama ini, HA melakukan komunikasi dengan handphone jadul yang tidak bisa dipakai untuk WhattshApp (WA), hanya bisa dipakai telepon dan SMS. Itu pun tidak selalu bisa dihubungi.
Tentu bukan karena tidak mampu beli hp yang bagus, tapi itulah salah satu keunikan HA.
“Hidup dan dunianya sebenarnya otomotif. Apa boleh buat kesehatan yang sudah tidak memungkinkan lagi, mas,” ujar Arief Go Ananto kepada mobilinanews.
Ya, Arief Go adalah satu figur loyal dan saksi sejarah bagi dr Hery Agung Setianto yang mengetahui persis betapa kecintaan sahabatnya itu terhadap dunia motorsport..
Arief ‘Go’ telah mendampingi HA sebagai navigator dari 1986.
“Awalnya, dari temen main aja di Semarang sesama hobi otomotif yang nongkrong di Jl Pahlawan Semarang. Temen geng club mobil yang suka kebut-kebutan juga hehe,” buka Arief.
Pria lebih muda setahun dari HA ini pula yang ikut mengawali sekaligus mengakhiri “petualangan balap” HA di kejurda sprint rally Yogyakarta, Bantul 2019 lalu.
Selalu disiplin tepat waktu. Itu kesan paling mendalam dan selalu menempel di kepala Arief Go.
“Apalagi kalo pas ada event balap, semua dia persiapkan sendiri semaksimal mungkin,” terang Arief yang berdinas di Suara Merdeka Group.
Kalau pas akan mengikuti sprint rally contohhya, HA paling rajin melakukan survei lintasan SS (Special Stage), dan selalu berusaha untuk hasil yang terbaik.
Ketika kemudian HA memilih pindah ke Jakarta untuk meraih obsesi yang lebih tinggi, berduet dengan navigator Hade Mboi hingga mencapai prestasi maksimal yang diimpikan.
“Terus, HA balik lagi ke Semarang (awal 2000-an) berduet lagi dengan saya. Kalau dihitung-hitung, saya mendampingi jadi navigator 30 tahun,” ungkap Arief.
Terkait HA suka melakukan survei lebih awal hingga memberi penanda sendiri dengan cat di pohon, Arief menjelaskan bukan karena tidak percaya pada navigator.
“Tapi sebagai pengingat dia dan navigator kalau ada tanda cat berarti harus hati-hati. Dan, memang betul kalau kasih tanda dengan dicat entah itu di pohon, bambu atau benda lain yang bisa dicat,” terang Arief.
Arief Go bahkan menjelaskan, benda yang dicat itu artinya ada yang harus diprioritaskan di depan, soal jarak pengereman, tikungan berbahaya, jalan rusak dan sebagainya.
Sebagai bukti kiprah serius dan totalitas HA di ajang balap, kini terdapat seribuan trofi dan piala dihasilkan dari kiprahnya di balapan. (bs)