mobilinanews (Andorra) - Bukan rahasia kalau Ducati mengincar dan siap membajak Maverick Vinales dari kubu Yamaha untuk musim 2021 dan selanjutnya. Tapi, baru kali ini Vinales resmi mengakuinya.
Pengakuan rider Spanyol yang berdomisili di Andorra itu disampaikan lewat wawancara di skysport.it. Ia akui berada di persimpangan jalan saat harus memutuskan tinggal di Yamaha atau coba peruntungan di Ducati.
Ia tak sebut fasilitas gaji yang ditawarkan Ducati tapi pastinya bakal lebih besar dari yang diterima di Yamaha.
"Sangat sulit memutuskannya. Saya punya hubungan sangat baik dengan Davide Tardozzi (Team Manager Ducati)," katanya.
Kalau kemudian ia memutuskan lanjut di Yamaha tak lain karena ambisi besarnya meraih gelar juara dunia. Saat ini, itu saja yang ia pikirkan dan fokus dengan motor M1.
""Saya tak yakin apakah saya bisa meraih impian itu jika berada di luar Yamaha," lanjut Vinales yang mengaku karakter Ducati sebenarnya cocok dengan riding style-nya.
"Sangat powerful. Aerodinamikanya juga keren. Tapi, Yamaha yang kami punya juga keren," ungkap Vinales.
Bicara gelar juara dunia, hal utama yang harus dilakukan Vinales dan Yamaha adalah menaklukkan kombinasi Marc Marquez - Honda yang tengah superior.
Tes pra musim jelang kompetisi 2020 yang dikuasai Vinales menjadi rujukan bakal potensinya berebut gelar dengan Marquez.
Terlepas dari kondisi fisik Marquez yang tidak fit saat tes atau memang RC213V spek 2020-nya yang belum sempurna, Vinales memastikan satu hal bahwa M1 spek 2020-nya sudah mengalami banyak kemajuan dibandingkan motor 2019.
Terutama, pada top speed yang membaik dan daya tahan ban yang juga membaik.
"Mengalahkan Marquez adalah tujuan. Ia memang pembalap yang menjadi target untuk dikalahkan. Agar terwujud tak ada kata lain, saya dan kru harus kerja keras. Mereka punya motor yang hebat pada 2019. Jika memang spek 2020-nya kurang baik maka dengan mudah ia bisa balik ke spek 2019," tegas rider Spanyol tersebut.
Sayang kompetisi 2020 belum juga tergelar gegara virus Corona. Entah kapan bisa terlihat aksi Vinales dalam perlawanannya kepada Marquez, sekaligus membuktikan bahwa penolakannya gabung dengan Ducati memang tak salah.
Yang pasti Vinales tetap menjaga kebugaran dalam masa karantina mandiri di rumahnya di Andorra.
"Agar siap tarung begitu balapan bisa berlangsung. Paddock MotoGP diisi oleh 80% orang Italia dan Spanyol. Saya kira balapan baru akan layak dihelat jika virus Covid-19 di dua negara ini sudah terkendalikan," tandasnya. (rnp)