mobilinanews (Bandung) - Terkait belum adanya kepastian kelanjutan event Kejurnas Balap Motor Oneprix 2020, setelah seri 1 yang rencananya dihelat 14-16 Agustus akhir pekan ini namun dibatalkan karena tidak mendapatkan izin dari Tim Satgas Penanganan Covid-19 Bogor, menjadi kegelisahan tim dan pembalap.
Pasalnya, hingga sekarang belum mendapat informasi terkait kelanjutan event yang direncanakan digelar 4 seri untuk musim 2020 ini baik dari promotor maupun IMI.
Sebagian pemilik tim maupun manajer tim balap masih berpikir dan yakin, dengan dibatalkannya seri 1 berarti masih ada 3 seri lagi yang bakal bisa dilangsungkan sesuai schedule yang telah disepakati.
Hanya saja, itu bisa menjadi gugur ketika alasan yang disampaikan karena venue (sirkuit) tidak bisa dipakai oleh Tim Satgas Penanganan Covid karena wilayah Kabupaten Bogor - di mana Sentul International Karting Circuit berada - masih diberlakukan PSBB.
"Maka itu, saya mengusulkan, kenapa tidak mencoba alternatif lain? Misalnya, memindahkan event berikutnya ke luar dari Sentul. Ke Bukit Puesar Tasikmalaya, yang saya mendapatkan informasi daerahnya zone hijau," ungkap Rudy Hadinata, manajer Astra Motor Racing Team (ART) Yogyakarta kepada mobilinanews.
Mungkin, secara cost (biaya), dengan memindahkan seri Oneprix ke Tasikmalaya yang tahun lalu juga dipakai untuk seri 1 Oneprix ada penambahan untuk biaya RC (Racing Committe) maupun pihak TVOne untuk siaran Live TV.
"Namun untuk sisi yang lain, kami siap membantu dan berkorban agar event Oneprix tahun ini tetap bisa jalan. Kami sempat mendengar bahwa waktu penyelenggaraan tahun lalu di Bukit Puesar ada "kebocoran" penonton. Kalau itu yang dikuatirkan, kami siap membantu dan menjamin tidak akan terjadi," terang Rudy Hadinata.
Kenapa Rudy Hadinata begitu gigih mengupayakan event Oneprix tetap harus jalan?
Ada sederet alasan disampaikan. Dari proses pembinaan balap motor yang berhenti, tim sudah mengontrak pembalap, tim sudah kontrak dengan sponsor, takut sponsor akan memindahkan ke bidang di luar balap hingga industri otomotif yang baru mau menggeliat namun harus kembali mati suri.
"Secara persiapan, kami sudah 90 persen. 10 persennya lagi nanti di sirkuit jelang balapan, menyangkut settingan kendaraan. Dan, kami tetap wajibkan para pembalap ART berlatih di daerahnya masing-masing. Baru nanti setelah ada kepastian, pembalap kami dari Kaltim, Kalteng, Sulsel dan Sumatera kami kumpulkan di Yogya," lanjut Rudy Hadinata.
Dia tidak berani gegabah, karena selain biaya tiket mahal saat pandemi ini, juga perlu kepastian eventnya terlebih dahulu.
Semoga masukan dan usulan Rudy Hadinata ini bisa menjadi pertimbangan promotor dan IMI Pusat sebagai regulator. (tim mobilinanews)