
mobilinanews (Italia) - Tak butuh waktu lama dan proses bertele-tele, Aprilia sukses membajak bintang muda Italia, Marco Bezzecchi, dari skuad VR46 Racing Team milik Valentino Rossi. Bez resmi jadi tandem Jorge Martin mulai tahun depan.
Aprlia baru melirik Bezzecchi setelah ditinggal Maverick Vinales yang pergi ke tim Red Bull KTM Tech3. Saat itu bos Aprilia Massimo Rivola menyebut prioritasnya adalah rider Italia. Salah satu yang dibidik adalah Bez.
Hari ini, Senin (24/6), Rivola sendiri yang mengumumkan pemegang nomor start 72 itu resmi masuk line up pabrikan Aprilia musim 2025-2026. Mendampingi Jorge Martin yang sebelumnya gabung Pramac Ducati.
Sejak manggung di level MotoGP, ini kali pertama rider Italia membesut Aprilia RS-GP yang selama ini digawangi para joki Spanyol seperti Aleix Espargaro dan Vinales.
Itu jadi kebanggaan Rivola, karena kini ada anak Italia di atas motor buatan Italia. Filosofi yang selama ini sesingguhnya jadi milik dan kebanggaan Ducati.
"Selamat datang di kapal Noale (markas besar Aprilia) kepada salah satu pembalap terbaik Italia. Ia sudah tunjukkan kelasnya sejak era yunior hingga MotoGP. Terutama tahun lalu," kata Rivola menyebut prestasi Bezzecchi yang cetak beberapa kemenangan dan bersaing dengan Martin serta Francesco Bagnaia dalam perebutan gelar 2023.
"Kami sangat bangga dengan line up tahun depan. Jorge dan Bez adalah pilihan utama kami berdasarkan usia, talenta dan determinasi mereka. Bersama mereka, kami siap membukukan babak baru dalam perjalanan Aprilia Racing," imbuh Rivola yang sebelum ke Aprilia adalah petinggi di tim F1 Ferrari.
Mengapa rekrutmen Bez begitu mulus? Padahal ia punya potensi untuk menggeber motor pabrikan Desmosedici GP25 tahun depan
Bukan rahasia lagi di komunitas balap Italia, kepergian Bez adalah efek negatif bergabungnya Marquez ke tim pabrikan Italia tahun depan.
Ducati dianggap sudah keluar dari filosofinya untuk mengutamakan joki negeri sendiri dengan menendang Enea Bastianini untuk beri tempat kepada Marquez.
Di kancah global efek Marquez memang bagus buat pasar Ducati. Tapi, secara psikologis, kedatangan eks pembalap Honda itu menyakiti sejumlah pihak. Pada kecewa, khususnya para penggemar Rossi dan Ducati.
Para petinggi tim Pramac Ducati misalnya, merasa kecewa karena Ducati `ingkar janji` untuk mempromosikan Martin ke skuad pabrikan.
Semakin menyakitkan karena Marquez menolak mentah-mentah masuk tim Pramac ketika Martin sudah diplot ke tim pabrikan. Pramac merasa disepelekan.
Dan, hal itu pula yang membuat Martin semakin bersemangat tinggalkan Ducati. Juga membuat Pramac pun berpotensi tinggalkan Ducati dan hengkang menjadi tim satelit Yamaha.
Kembali ke Bezzecchi. Sekadar mengingatkan kalau Marquez adalah musuh besarnya sebagai murid Rossi, seperti para penggemar fanatik The Doctor yang menganggap Marquez musuh bersama sejak kasus 2015, saat Marquez dianggap kongkalikong dengan Jorge Lorenzo untuk.menjegal Rossi meraih gelar tahun itu.
Ducati boleh bilang semuanya baik-baik saja. Tapi, faktanya tak begitu. Bagnaia yang juga murid Rossi sampai sekarang tak sepatah kata pun berkomentar atas pemilihan Marquez sebagai tandemnya tahun depan. Boro-boro ucapan selamat.
Ada satu lagi murid Rossi di Ducati, yakni Franco Morbidelli (Pramac Ducati). Nasibnya kini tak jelas dan habis kontrak akhir tahun ini. Dan, isu lain yang menggeliat adalah potensi VR46 gabung Yamaha jika Pramac tetap bersama Ducati.
Padahal tadinya VR46 sudah tetapkan hati tetap bersama Ducati meski Yamaha sangat menginginkan tim ini karena faktor kedekatan dengan Rossi.
Bisa jadi gara-gara Marquez maka loyalitas kepada Ducati pun mulai luntur. Seperti sudah diperlihatkan Martin dan Bezzecchi. (rn)