
mobilinanews (Spanyol) - Tinggalkan Honda dan gabung Gresini Ducati, Marc Marquez punya tahapan seperti ini. Apakah masih kencang, menikmati kesenangan di atas motornya, kompetitif dan punya peluang tarung di kejuaraan dunia.
Hanya dalam tempo 3 bulan dan dalam 7 seri lomba, semuanya terjawab. Ia happy meski mengendarai Ducati Desmosedici GP23, merasa hidup lagi setelah menderita dengan cidera panjang kurun waktu 2020-2023, dan tahun depan sudah pasti menggeber motor pabrikan Ducati sebagai bekal memburu gelar juara dunia. Gelar impiannya untuk menyamai rekor milik Valentino Rossi, 7 gelar kelas primer.
Mentalitas bertarung Marquez sudah kembali. Kepercayaan dirinya membesar lagi.
Kalau tadinya ia sebut tak realistis untuk masuk trek perburuan gelar 2024 dan tak punya target untuk hal itu, kini sebaliknya. Ia mulai berpikir untuk ikut pertarungan meski dibungkus dengan kalimat terselubung.
"Kini saya bisa fokus sepenuhnya untuk menyelesaikan musim 2024 dengan hasil terbaik. Bersenang-senang di garasi tim Gresini hingga akhir musim," kata MM93.
Terbaik dan paling menyenangkan, apalagi kalau bukan gelar juara di akhir musim meski ia tak menyebutnya secara lugas. Dan, publik tahu betapa ambisiusnya Marquez untuk meraih gelar jika secara teknis ada peluang . Apa pun ia lakukan. Tak mungkin ia sia-siakan kesempatan.
"Motor terbaik saat ini masih GP24 milik Pecco (Bagnaia) dan Jorge (Martin). Kami masih sedikit kehilangan dibandingkan mereka. Itu yang masih terus kami cari masalah dan solusinya," tandasnya lewat media Spanyol Cadena Ser.
Dan sejauh ini Marquez masih suka bongkar data dan perhatikan pergerakan Bagnaia saat masuk-keluar tikungan karena disitulah mereka berbeda.
Bagnaia sendiri, tanpa menyebut nama Marquez, merasa yakin GP23 hanya tinggal menunggu kemenangan musim ini.
"Perbedaan GP23 dan 24 sedikit sekali. Motor ini bisa menang di race berikutnya," ucap Bagnaia yang sampai saat ini belum ucapkan apa pun atas terpilihnya Marquez jadi pendampingnya tahun depan.
Ucapan Bagnaia ditunjang oleh data. Bahwa Ducati memang tak pernah bikin ubahan besar-besaran untuk motor barunya. Enea Bastianini, misalnya, dengan GP21 bisa mengalahkan Bagnaia dengan GP22 di musim 2022. Tahun lalu Marco Bezzecchi pun mampu bersaing dalam perebutan gelar meski pakai GP22 melawan Bagnaia dan Martin dengan GP23.
Dengan beberapa podium sepanjang musim ini, Marquez memang hanya menunggu kesempatan juara setelah secara rutin bermain di zona podium.
Ia kini berada di jalur perebutan gelar dengan posisi tiga besar di klasemen kejuaraan dengan total poin 136 . Di bawah Martin (171) dan Bagnaia (153).
Dengan sisa kompetisi yang masih panjang dan jumlah poin melimpah, tentu saja Marquez punya kans untuk perang melawan Martin dan Pecco hingga akhir musim, apalagi jika sudah bisa atasi masalah 'sedikit kehilangan' yang ia sebut di atas.
Akhirnya, siapa yang bisa menyangkal kalau Marquez tak bakal mensia-siakan kesempatan. Jika bisa meraih gelar tahun ini, mengapa harus menunggu tahun depan?
Itu adalah hasil dan kesenangan terbaik di garasi tim Gresini nantinya. Seperti tekadnya saat ini. (rn)