mobilinanewws (Italia) - Aksi Lewis Hamilton di GP Tuscany dengan kaos khusus membuahkan investigasi FIA untuk menilai itu aksi politik atau bukan. Hasil investigasi belum dirilis. Tapi, sejumlah pengamat yakin driver tim Mercedes itu layak dihukum.
Hamilton yang belakangan memang aktif berkampanye untuk keseteraan ras dan warna kulit, melakukan protes tertulis lewat kaos yang ia pakai berjalan-jalan di sirkuit Mugello.
Isinya adalah pesan untuk menangkap polisi AS yang menembak mati seorang wanita kulit hitam, Breonna Taylor.
Kasus itu sendiri sudah berkali-kali dalam proses penyelidikan tapi hasil akhirnya hanyalah seorang polisi dipecat. Hamilton kirim pesan kalau pelakunya harus ditangkap.
Komentator F1 Olav Mol menilai juara dunia F1 6 kali itu sudah terlalu jauh memanfaatkan posisinya sebagai juara dunia yang selalu disorot media.
"Pertanyaannya apakah Mercedes tahu aksi itu dan apakah mereka menyetujuinya? Menurut saya, Hamilton sudah melangkah terlalu jauh. Ia seharusnya bisa pisahkan urusan olahraga dengan politik," katanya yang menilai aksi Hamilton lebih condong ke gerakan politik.
Komentator lainnya, Jeroen Kreeft bahkan menilai Hamilton sudah sengaja menyalahgunakan posisinya.
Ia sudah meraih banyak sorotan dengan aktivitasnya dalam gerakan BlackLiveMatter, sebuah gerakan anti rasis yang membesar akibat tewasnya George Floyd di tangan polisi AS.
"Sekarang saya melihatnya jadi AllLiveMatter. Di sini Lewis suda bertindak terlalu jauh. FIA layak memeriksanya," kata eks pembalap Belanda itu.
Tanpa menyebut FIA, belakangan Hamilton menanggapi isu itu lewat jaringan media sosia. Ia katakan tak akan pernah menyerah dan akan tetap menyuarakan apa yang ia anggap benar.
"Saya ingin kalian semua tahu kalau saya tak akan berhenti. Kita semua harus bersatu melawan setiap ketidakadilan di seluruh dunia di semua tingkatan. Bukan hanya soal rasisme," tulisnya. (rnp)