
mobilinanews (Spanyol) - Seperti di Sirkuit Austin (Texas, AS) dan Sachsenring (Jerman), Marc Marquez juga digelari raja di Sirkuit Aragon, Spanyol. Setelah gagal di 2 trek itu, GP Aragon pekan ini jadi lokasi ideal meraih kemenangan buat The King of Aragon.
Dari 9 penampilan di kelas primer sejak 2013, Marquez memenangkan 5 balapan di Aragon dan sekali P2, sekali P13 dan 2 kali DNF. Sebelumnya di Moto2 dari dua penampilan ia finish sekali juara dan sekali runner up.
Tapi, bukan statistik itu semata yang membuat Marquez diprediksi bisa meraih gelar juara perdananya kala bergabung dengan Ducati sejak awal musik 2024. Performa Desmosedici GP23 yang terus menanjak membuatnya bakal mampu bersaing dengan joki Desmosedici GP24 gebetan Francesco Bagnaia, Jorge Martin dan Enea Bastianini yang finish 3 Besar di GP Austria dua pekan lalu.
Meski finish P4 di Austria itu, kenyamanan dan kecepatan eks pembalap Honda itu terbilang istimewa. Ia start front row bersama Bagnaia dan Martin.
Sialnya, perangkat elektronik motornya sempat ngadain di garis start. Disusul.kemudian senggolan dengan Franco Morbidelli di tikungan pertama membuatnya tercecer ke P14.
Tapi, dari posisi itu ia mampu finish P4. Artinya, ia tak kalah kencang dari 3 pembalap dengan motor pabrikan Ducati di depannya. Ia gagal naik podium atau bahkan jadi juara, hanya lantaran insiden di awal lomba tadi.
Itulah referensi untuk berharap Marquez bisa lagi menjadi bintang Sirkuit seperti fi Red Bull Ring.
Referensi itu pula yang bikin dirinya yakin maju ke Aragon dengan target podium. Namun jika ada celah menjadi juara, tentu saja seorang Marquez akan memperjuangkannya.
"Michelin akan memasok karakter ban berbeda di Aragon. Kuncinya akan seberapa besar kenyamanan saya dengan ban itu," ucapnya.
Michelin selaku pemasok ban tunggal MotoGP menyediakan ban belakang dengan konstruksi berbeda. Juga dengan kompon lebih keras karena suhu lintasan di Aragon diprediksi bisa mencapai 50 derajat celcius saat balapan nanti.
Faktor lain adalah aspal baru (karena pengaspalan ulang ini tak ada race Aragon pada 2023) yang membuat semua pembalap kudu menghimpun data dan set up baru masing-masing. Data terakhir, musim 2022, sudah tak cocok untuk musim ini.
Jika para mekaniknya bisa mengulik motor punya speed mendekati atau setara dengan Bagnaia dan Martin seperti di Austria, akan sangat terbuka kesempatan Marquez mencetak kemenangan perdana bersama Ducati meski ia mengaku tak terlalu memikirkan itu.
"Sejujurnya saya tak peduli kapan meraih kemenangan perdana, tahun ini atau tahun depan (bersama tim pabrikan). Terpenting saat ini adalah membangun dan terus membangun pemahaman karakteristik Ducati," tandasnya. (rn)