MotoGP 2024 Thailand: Ditekan Jorge Martin, Francesco Bagnaia Butuh Pertolongan. Sialnya Ducati pun Ogah Menolongnya

Rabu, 23/10/2024 22:57 WIB | Rulin purba
Francesco Bagnaia (Italia/Ducati). (Foto: ducati)
Francesco Bagnaia (Italia/Ducati). (Foto: ducati)

mobilinanews (Thailand) - Umumnya pembalap utama mendapat prioritas untuk pengembangan motornya. Tapi, tak demikian dengan Francesco Bagnaia sebagai rider nomor 1 Ducati. Ia tak istimewa.

Karena itu ia tak bisa minta tolong untuk meng-up grade Desmosedici GP24 miliknya agar berbeda dengan joki GP24 lainnya. Khususnya dengan Jorge Martin yang sejatinya adalah rider tim satelit (Pramac Ducati) meski kontraknya langsung dengan Ducati Corse.

"Jika Ducati ingin menolong saya, seharusnya sudah sejak seri Misano lalu. Saat saya punya sesuatu yang lebih baik," kata sang juara dunia bertahan beberapa waktu lalu kepada motorcyclesports.

Sesuatu yang dimaksud adalah sasis baru yang dirasakan Bagnaia lebih baik dari barang sebelumnya. Tapi, Ducati tak bisa memberinya lantaran ada ketentuan kalau ada komponen baru maka semua pengguna GP24 mendapatkan hak yang sama. 

Jadi, jika Bagnaia dibekali sasis baru saat itu maka rekan setimnya, Enea Bastianini, Martin dan Franco Morbidelli di Pramac juga harus dapatkan sasis sama. Dan, Ducati tak siap untuk memasok sasis baru itu untuk semuanya.

Karena aturan main itulah Bagnaia tak bisa diistimewakan meski tahun depan Martin akan gabung tim pabrikan Aprilia dan Pramac berubah jadi tim satelit Yamaha.

"Itulah aturannya. Saya pikir Gigi (Luigi Dall'Igna) sangat jelas dan berpegang teguh soal itu sejak saya gabung dengan Ducati," juara dunia 2022 dan 2023 ini.

Bagnaia menambahkan, sejak awal sudah ada ketentuan kalau semua motor pabrikan punya perangkat sama, tak lebih dan tak kurang satu sama lain. Jika ia punya komponen baru maka joki motor pabrikan lainnya juga harus memiliki perangkat yang sama.

"Itu cara yang berbeda dengan pabrikan lain. Strategi itu pula yang membuat Ducati sangat kompetitif saat ini. Karena itu saya tak yakin dan tak percaya kalau ada perubahan hingga seri terakhir di Valencia," tegasnya.

Ironis, tapi itulah kebijakan Ducati dan Dall'Igna sebagai bos tetap teguh pada pendiriannya. Perlakuan kepada Bagnaia dan Martin sama saja. 

Padahal, saat ini Bagnaia sebagai pembalap utama dan pembalap resmi pabrikan justru butuh pertolongan untuk melawan gempuran Martin dalam perebutan gelar. Seusai GP Australia lalu,  misalnya, Bagnaia sudah tertinggal 20 poin dengan Martin sementara sisa balapan tahun ini tinggal GP Thailand, Malaysia dan Valencia Spanyol.

Tapi, adik didik Valentino Rossi itu tak kecewa, apalagi ngambek. Kepercayaan dirinya tetap tebal. Selisih 20 poin itu ia yakini bisa ia atasi dalam dua race terdekat di Buriram Thailand dan Sepang Malaysia. Dua sirkuit favorit dan ia anggap cocok dengan riding style-nya.

"Di atas kertas kami bisa memaksimalkan potensi kami di Sirkuit itu," tandasnya.

"Sangat penting untuk bekerja sebaiknya di sana untuk secepatnya meraih kecepatan. Terutama kaitannya dengan cuaca yang kadang berubah-ubah, yang  bisa mengurangi waktu untuk menyetel motor."

Sesi awal GP Thailand berlangsung pada Jumat (25/10) pagi dalam sesi FP1 dan Practice.  (rn)