mobilinanews (Qatar) - Sergio Perez lagi-lagi tampil buruk. Hanya menempati posisi start ke-16 untuk sprint race GP Qatar, Sabtu (30/11) ini. Isu pemecatan di skuad Red Bull Racing pun makin kencang.
Posisi start itu sungguh sulit untuk Perez menuju zona 8 Besar untuk meraih poin sekecil apapun di garis finish. Padahal RBR sedang perlu-perlunya poin untuk melawan Ferrari dan McLaren.
Apalagi driver utama RBR Max Verstappen pun hanya P6 untuk sesi sprint, di belakang duo McLaren Lando Norris-Oscar Piastri yang 1-2 di front row dan juga di belakang joki Mercedes dan Ferrari.
Berada jauh di peringkat 8 klasemen pembalap F1 2024, Perez menjadi faktor utama dalam kegagalan RBR mempertahankan posisi pemuncak klasemen konstruktor tahun ini. Ia bolak-balik gagal di sesi kualifikasi dan sejak seri GP Miami tak pernah finish balapan menembus 5 Besar.
Bila berlanjut dalam seri Qatar dan Abu Dhabi nanti, pembalap Meksiko itu terancam dipecat meski punya kontrak untuk 2025 dan opsi perpanjangan ke 2026. RBR bisa pakai klausul performa dalam kontrak ysng memungkinkan pemecatan itu karena kalah jumlah poin lebih 100 dengan Verstappen.
RBR sendiri sudah menyiapkan dua pembalap muda untuk gantikan Perez. Mereka adalah Yuki Tsunoda dan Liam Lawson (yang mendadak menggantikan Daniel Ricciardo). Senior Advisor RBR Helmut Marko menyebut kans keduanya sama besar, tergantung head to head mereka dalam 4 putaran terakhir F1 2024 yang berakhir pekan depan di Abu Dhabi.
Saat Lawson dipromosikan dari pembalap cadangan menjadi pembalap regular di tim RB untuk persiapan menggantikan Perez, Verstappen sendiri mengaku lebih suka tetap bersama Perez dibandingkan para pembalap muda. Ia sebut masalah Perez bukan pada dirinya sendiri tapi juga terpengaruh oleh keandalan mobil RB20. Faktanya, ia pun bermasalah dengan mobil itu dan tampil tak sekarang tahun lalu.
"Tapi saya bukan pengambilan keputusan," kata Verstappen yang sudah.mengunci gelar pembalap 2024 di GP Las Vegas lalu.
Saat itu, Verstappen berseberangan dengan ayahnya, Jos Verstappen. Sang ayah justru mendorong Lawson untuk promosi menggantikan Perez. Alasannya, anaknya perlu pendamping yang ngotot dan agresif seperti Lawson. Itu akan membantu menggairahkan Verstappen.
Tapi, sekarang Jos berubah pikiran. Berbalik menjadi.pendukung Perez.
""Checo bisa bangkit lagi asalkan dibekali mobil yang pas untuknya," kata Jos yang mantan pembalap F1.
Untuk itu ia menyarankan RBR membangun mobil dengan spek netral, tidak condong pada gaya balap Verstappen tetapi juga memperhatikan kebutuhan Perez. Ini saran yang disambut positif beberapa pengamat. Tak lain untuk menghidupkan persaingan pembalap internal RBR sendiri, dan itu bagus buat penonton.
"Itu bergantung pada Red Bull. Mereka yang punya keputusan, bukan saya," ucap Jos, bernada sama dengan Verstappen saat ingin mempertahankan Perez sebagai team mate-nya.
Jos tentu punya pengaruh besar kepada Verstappen. Sedangkan Verstappen juga punya pengaruh besar di RBR. Jika mau dan serius, keluarga Verstappen ini bisa menyelamatkan nasib Perez untuk kursi 2025. Terutama pengaruh Verstappen yang dipersiapkan RBR untuk meraih gelar juara dunia F1 lima kali berturut pada tahun depan. (rn)