
mobilinanews (Inggris) - Persaingan keras F1 2025 sudah dimulai di luar sirkuit, sebelum balapan resmi berlangsung. Berkat pengaduan Red Bull, kini delegasi FIA merasa perlu mengecek ulang mobil Ferrari dan McLaren dan harus tuntas dalam beberapa hari ke depan.
Red Bull dikabarkan ajukan protes resmi lewat FIA dengan dugaan aerodinamika kedua tim rival itu menyalahi regulasi,, khususnya di sayap belakang. Intinya, Direktur Teknik Red Bull Pierre Wache menuding sayap belakang McLaren MCL39 masih menggunakan desain yang tahun lalu sudah dilarang. Dan,, desain itu juga diklaim digunakan Ferrari pada musim ini.
Atas dasar tudingan itu, delegasi teknis FIA kini dikirim ke markas tim Ferrari di Itlia dan McLaren di Inggris untuk memastikan ada tidaknya pelanggaran regulasi sebelum race pembuka di GP Australia pada 16 Maret nanti. Delegasi ini akan memeriksa ulang mobil besutan Charles Leclerc dan Lewis Hamilton di Ferrari plus besutan Lando Norris dan Oscar Piastri di McLaren.
Masalah rear wing itu 'meledak' tahun lalu saat McLaren dominan di GP Azerbaijan, trek dimana biasanya Red Bull berjaya. Saat itu MCL38 menggunakan apa yang dikenal dengan sebutan 'Mini DRS' dan membawa kemenangan buat Oscar Piastri.
Mini DRS adalah akal-akalan McLaren memodifikasi sayap belakang dengan mengubah mekanisme buka-tutup sayap belakang di trek lurus, di zona DRS yang mana sebelumnya menjadi kunci kekuatan RB20 di trek lurus.
FIA kemudian memutuskan McLaren harus mengubah desainnya. Namun, faktanya tim Inggris itu tetap berjaya di beberpa race putaran kedua dan meraih gelar juara dunia konstruktor di akhir musim 2024.
Dikutip dari media Italia FUnoAnalisiTecnica, Red Bull juga menuduh dan yakin Ferrari telah melakukan pelanggaran aturan di sayap belakang seperti halnya McLaren.
Menurut media tersebut, Ferrari tenang saja. Menolak tuduhan Red Bull dan yakin tak ada pelanggaran teknis pada mobil mereka.
Tahun lalu McLaren dan Ferrari adalah mimpi buruk bagi Red Bull yang sedang berjaya. Meski Max Verstappen sukses meraih gelar juara dunia, tetapi Red Bull kehilangan gelar juara konstruktor yang lari ke McLaren. Tak hanya itu, Ferrari pun sukses meraih P2 dengan mengirim Red Bull ke peringkat ketiga.
Ternyata, performa McLaren dan Ferrari masih menawan pada sesi winter test lalu di Bahrain. Dengan kata lain, kedua tim ini adalah ancaman nyata bagi Red Bull untuk musim 2025. Keduanya diprediksi menjadi musuh berat.
Karena itu pengiriman delegasi FIA ke McLaren dan Ferrari menjadi topik hangat jelang kompetisi dimulai pertengahan bulan ini.
Apakah hasilnya nanti ada kecenderungan FIA di pihak Red Bull atau membiarkan kreativitas McLaren dan Ferrari berlanjut agar kompetisi berlangsung sengit dan menyenangkan penggemar F1? (r)