Mobilinanews (Jakarta) - Jakarta telah dipastikan akan menjadi tuan rumah ajang balap Formula E 2025 untuk putaran ke-13 yang akan diselenggarakan di Sirkuit Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC) Ancol, Jakarta Utara pada 21 Juni 2025 mendatang.
Perhelatan Formula E Jakarta atau Jakarta E-Prix yang kedua ini diklaim memiliki keunikan tersendiri bagi sejumlah seri balap Formula E lainnya, salah satunya ialah panasnya kondisi cuaca Jakarta yang menimbulkan tantangan, khususnya bagi para pembalap dan tim.
"Jakarta E-Prix ini unik, berbeda dari seri lainnya, salah satu tantangannya adalah kondisi cuaca yang cukup panas," jelas Gemma Roura, Project Director Formula E Operations (FEO) untuk Jakarta E-Prix saat ditemui Mobilinanews di Jakarta, Senin (15/3/2025).
Menurutnya, kondisi cuaca yang cukup panas menjadi tantangan dan keunikan tersendiri bagi para pembalap untuk menjaga fisik tetap bugar serta bagi seluruh tim untuk berlomba mengatur strategi dalam menjaga temperatur mobil tetap terjaga dan tentunya dalam pemilihan ban yang tepat dan sesuai dengan temperatur lintasan.
"Cuaca panas ini akan menjadi tantangan dalam setiap balapan, terutama dari segi fisik dan juga pengaturan energi sepanjang balap. Tak hanya fisik, powertrain yang bisa kepanasan serta kondisi ban juga berpotensi cepat habis dalam kondisi seperti ini. Jadi mereka (tim) akan saling mengatur strateginya masing-masing," terang Gemma.
Menariknya, di musim balap Formula E 2025 yang memasuki edisi ke-11 ini, FIA telah menghadirkan generasi ketiga dari mobil balap Formula E yakni Gen 3 Evo yang tak hanya memiliki teknologi yang semakin canggih, namun juga memiliki performa yang lebih ajib, bahkan diklaim mampu menyaingi dan mengalahkan mobil balap Formula 1 saat ini.
"Musim ini, FIA telah menghadirkan mobil generasi baru Formula E, Gen 3 Evo yang lebih canggih. Mobil ini mampu berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam kisaran waktu 1,86 detik atau mungkin sekitar kurang lebih 30% lebih cepat dibandingkan mobil balap Formula 1 masa kini," jelasnya.
"Selain itu, Formula E juga memperkenalkan teknologi pengisian daya ultra-cepat, yang memungkinkan pengisian daya 10% hanya dalam 30 detik dengan kapasitas 600 kW. Kami juga menghadirkan sistem all-wheel drive di awal balapan dan saat mode serangan (attack mode), serta ban Hankook Ion yang lebih ramah lingkungan dan 10% lebih tahan lama," tambahnya.
Gemma Roura juga menyatakan bahwa Jakarta merupakan lokasi yang tepat untuk menyelenggarakan Formula E karena memiliki visi yang sejalan dengan kejuaraan balap mobil listrik ini, sekaligus cukup memberikan pembuktian bahwa Jakarta menjadi salah satu kota yang maju dan berkembang untuk industri otomotif di masa depan.
"Indonesia, khususnya Jakarta, menunjukkan komitmen kuat dalam inovasi teknologi dan keberlanjutan. Ini adalah tempat yang sempurna untuk menampilkan balap listrik berteknologi tinggi. Saat suatu daerah atau kota sudah bisa dan mampu menyelenggarakan Formula E, itu sudah bisa dikatakan bahwa kota itu adalah kota yang maju untuk industri otomotif masa depan," pungkasnya.
Kendati demikian, menanggapi hal itu, Deni Rifky Purwana, Direktur Project Jakarta E-Prix 2025 menekankan bahwa gelaran Formula E Jakarta ini bukan sebagai gelaran atau hiburan bagi warga Jakarta, melainkan seluruh mancanegara karena ajang ini merupakan kejuaraan balap dunia yang tengah bergengsi di era industri otomotif yang semakin modern.
"Jakarta E-Prix 2025 bukan hanya hajatan bagi warga Jakarta tapi ini ada acara yang akan menarik seluruh warga dunia, karena ini adalah world championship. Jadi, kita harus berbangga Jakarta kembali menjadi tuan rumah untuk E-Prix 2025 dengan berbagai breakthrough yang terjadi di tahun ini, salah satunya adalah kita pakai mobil generasi baru Formula E, Gen 3 Evo," jelasnya.