mobilinanews (China) - Juara dunia bertahan Max Verstappen sudah secara terbuka berkata peluangnya meraih gelar kelima tahun ini tipis jika RB21 besutannya tak juga kompetitif. Rekan setimnya, Liam Lawson, berpotensi out hanya dalam beberapa race.
Dalam dua race awal 20205 di Australia dan China, juara dunia 4 kali itu belum sekali pun juara dalam tiga race awal, termasuk sprint race di China. Pada main race China pun ia gagal naik podium.
Ia memang masih menempati peringkat 2 klasemen sementara dengan 36 poin. Kalah 8 angka dari Lando Norris (McLaren) dan ditempel ketat oleh George Russell (Mercedes) dan Oscar Piastri (McLaren) dengan nilai 35 dan 34 poin.
Rekan setimnya, Liam Lawson, lebih buruk lagi. Tiga sesi kualifikasi dilakoni dengan kegagalan keluar dari phase pertama dan selalu start balapan dari urutan belakang. Pembalap Selandia Baru ini belum memetik satu poin pun.
Beda dengan pembalap Racing Bulls, tim yunior Red Bull, Yuki Tsunoda yang sudah meraih 3 poin. Harapan agar Lawson bisa menjadi sparring partner Verstappen sekaligus menjadi lawan sepadan Piastri, pun gagal terwujud. Lawson malah lebih buruk dari Sergio Perez yang ia gantikan sebagai rekan setim Verstappen.
Kondisi itu.membuat galau Senior Advisor Red Bull Helmut Marko yang punya pengaruh lebih besar dari Team Principal Christian Horner.
"Kami harus segera gelar rapat darurat di Milton Keynes (markas tim Red Bull di Inggris)," tegasnya.
Jika RB21 tak seperti diinginkan Verstappen, kata pria Austria berusia 81 tahun itu, bukan tak mungkin Verstappen akan meninggalkan tim ini di akhir musim 2025 seperti isu yang sudah berkembang sejak awal musim.
Isu itu adalah kemungkinan kepergian Verstappen ke tim Mercedes atau Aston Martin jika di Red Bull tak lagi mendapatkan mobil yang memungkinkannya meraih gelar. Ia siap pergi meski kontrak resminya di Red Bull berlaku hingga musim 2028.
Untuk Lawson, Marko menegaskan sama sekali performanya tak mengesankan. Sangat mungkin Lawson akan out dalam beberapa race ke depan jika tetap memble dalam kualifikasi maupun raceday.
"F1 adalah olahraga yang kompetitif, semuanya diukur dari performa."
"Memang selalu lebih sulit mengendalikan mobil yang kencang," sindir Marko untuk menggambarkan betapa Lawson tak bisa bersaing di atas RB21 yang secara teknis berada di atas mobil besutan Racing Bulls. Ironisnya, ia kalah dari pembalap ruki lainnya macam Andrea Kimi Antonelli (Mercedes) yang tengah bersinar. Bahkan kalah dari pembalap debutan Isack Hadjar yang menggantikan Lawson di tim Racing Bulls.
Bukan rahasia lagi kalau Red Bull Racing punya kebiasaan mengganti pembalapnya di tengah musim jika penampilannya tak sesuai target tim. Danii Kyvat mengalami hal itu di tengah musim 2016 untuk memberikan tempat buat Verstappen. Selanjutnya Pierre Gasly dan Alex Albon pun tersingkir di tengah musim. Begitu pula Daniel Ricciardo di Racing Bulls 2024 dan digantikan Lawson.
Usai GP China segera muncul spekulasi kalau Tsunoda akan naik ke kursi tim utama jika Lawson benar-benar out dari tim utama ke tim yunior. Tsunoda adalah pembalap yang dikalahkan Lawson tahun lalu dalam proses audisi calon pendamping Verstappen.
"Mengapa tidak? Mobil Red Bull lebih kencang. Saya sangat siap jika diminta ke tim Red Bull, bahkan sudah siap maju untuk GP Jepang nanti," kata pembalap Jepang bertubuh paling mungil di starting grid F1 itu saat ditanya media soal kesiapannya promosi ke tim utama.
Marko tak menampik peluang Tsunoda. Tapi, ia menyebut ada pula kemungkinan pembalap lain karena banyak stok dari Akademi Pembalap Red Bull yang dikomandani Marko sendiri.
Ia bahkan menyoroti peluang pembalap asuhannya, Isack Hadjar, yang tahun ini menjadi ruki F1 lewat tim Racing Bulls. Di kualifikasi GP China ia sukses menembus phase Q3 dan meraih posisi start ke-7 untuk balapan utama. Itu di mata Marko sebuah penampilan bagus meski pada balapan sebenarnya kemudian hanya finish di posisi 13.
"Ini penampilan pertamanya di Sirkuit Shanghai International, cukup impresif," puji Marko.
Soal.kemungkinan nasib Lawson dan siapa kandidat kuat penggantinya menurut Marko sangat bergantung pada hasil rapat darurat yang rencananya digelar pekan ini juga di Milton Keynes. (r)