Mobilinanews.com (Jakarta) - Hari Raya Idul Fitri semakin dekat, dan tradisi mudik kembali menggeliat. Tahun ini, jutaan pemudik diprediksi akan memenuhi jalur-jalur utama di Pulau Jawa dan luar Jawa. Berdasarkan data Korlantas Polri, baru sekitar 30,5% penduduk Jabodetabek yang meninggalkan kota menuju kampung halaman. Namun, lonjakan signifikan diperkirakan terjadi pada tanggal 28-30 Maret 2025, ketika cuti bersama sudah dimulai.
Mudik saat arus puncak bukan tanpa tantangan. Kemacetan parah, risiko kelelahan, serta kondisi jalan yang padat menjadi realitas yang harus dihadapi. Bagaimana cara menyiasatinya agar perjalanan tetap aman dan nyaman? Berikut tantangan utama saat arus puncak mudik dan persiapan yang perlu dilakukan:
Tantangan yang Akan Dihadapi saat Mudik di Arus Puncak
1. Kemacetan Parah di Jalur Mudik
Saat puncak arus mudik, jalur utama seperti Tol Trans-Jawa dan Jalur Pantura dipenuhi kendaraan. Kemacetan panjang bisa berlangsung berjam-jam, bahkan lebih dari 10 jam dalam kondisi ekstrem. Titik-titik kemacetan yang sering terjadi di antaranya:
Jalur Pantura: Palimanan dan Cirebon
Tol Trans-Jawa: Pintu keluar Palimanan, Tol Bawen Semarang, Tol Klaten ke arah Yogyakarta
Jalur Selatan: Pintu keluar Cileunyi menuju Tasikmalaya dan Garut, serta Limbangan menuju Tasikmalaya
2. Keamanan dan Kesehatan Selama Perjalanan
Meningkatnya volume kendaraan juga meningkatkan risiko kecelakaan. Faktor kelelahan pengemudi, kurangnya istirahat, dan kondisi jalan yang padat bisa berakibat fatal. Selain itu, kesehatan juga perlu dijaga agar perjalanan tetap lancar.
3. Fasilitas Umum yang Terbatas
Saat arus puncak, rest area di sepanjang jalur tol penuh sesak. Pemudik harus antre panjang untuk ke toilet, mengisi BBM, atau sekadar makan. Bahkan, ketersediaan makanan dan minuman bisa terbatas akibat tingginya jumlah pemudik.
4. Cuaca yang Tidak Menentu
Berdasarkan prediksi BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada 28 Maret 2025. Hujan deras dan angin kencang dapat memperburuk kondisi jalan. Pemudik perlu waspada terhadap risiko banjir dan longsor, terutama di jalur selatan dan pegunungan.
5. Risiko Kejahatan Jalanan
Kepadatan pemudik sering dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. Modus seperti pencopetan, penipuan, hingga perampokan dapat terjadi di rest area maupun di tengah perjalanan. Oleh karena itu, pemudik harus tetap waspada dan tidak mudah percaya kepada orang asing.
Tips Menghadapi Arus Puncak Mudik dengan Kendaraan Pribadi
1. Buat Jadwal Mudik yang Tepat
Rencanakan waktu keberangkatan dengan baik. Hindari waktu-waktu rawan macet seperti setelah sahur atau berbuka puasa. Jika memungkinkan, pilih waktu keberangkatan yang lebih awal atau setelah arus puncak mereda.
2. Periksa Kendaraan Sebelum Berangkat
Pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Lakukan servis rutin, periksa oli, rem, tekanan ban, dan fungsi lampu. Kendaraan yang siap akan mengurangi risiko mogok di tengah perjalanan.
3. Cek Kebijakan Ganjil Genap dan Rekayasa Lalu Lintas
Korlantas Polri menerapkan skema ganjil genap mulai 27 Maret hingga 30 Maret 2025. Pemudik harus memastikan plat nomor kendaraannya sesuai dengan tanggal keberangkatan untuk menghindari sanksi atau pengalihan jalur.
Selain itu, rekayasa lalu lintas seperti one way dan contraflow akan diterapkan sesuai dengan volume kendaraan. Tahun lalu, sistem one way diberlakukan sejak Tol Palikanci hingga Bawen, sehingga perjalanan lebih lancar.
4. Persiapkan Kesehatan dan Mental
Perjalanan jauh membutuhkan stamina yang prima. Pastikan ada pengemudi cadangan untuk bergantian menyetir setiap tiga jam sekali. Jika hanya satu pengemudi, beristirahatlah secara rutin agar tetap fokus.
5. Siapkan Bekal Makanan dan Minuman
Rest area yang penuh bisa membuat pemudik kesulitan mendapatkan makanan. Bawa bekal yang cukup agar perjalanan tetap nyaman. Tahun lalu, saya mengalami kemacetan panjang di Tol MBZ saat sahur. Beruntung, kami membawa bekal sehingga bisa makan di pinggir jalan bersama pemudik lainnya.
6. Waspada di Titik Kemacetan
Jika memilih jalur selatan, waspada di titik-titik rawan macet seperti Purworejo dan Kebumen. Tahun lalu, saya terjebak kemacetan hingga dua hari dua malam di Rajapolah. Makanan habis, dan saya harus berjalan 500 meter untuk mencari warung makan. Pengalaman ini mengajarkan pentingnya membawa bekal lebih banyak.
Kesimpulan
Mudik di arus puncak memang penuh tantangan. Namun, dengan persiapan yang matang, perjalanan bisa tetap aman dan nyaman. Periksa kendaraan, atur jadwal keberangkatan, dan siapkan fisik serta mental agar mudik tahun ini berjalan lancar. Selamat mudik, semoga sampai tujuan dengan selamat!