
mobilinanews (AS) - Kebijakan kontroversial Presiden AS Donald Trump soal tarif ekspor dan impor negerinya sedang menggoyang dinamika bisnis dunia. Sektor otomotif salah satu yang terdampak. Hanya soal waktu menunggu dampaknya pada ajang balap F1.
Para pelaku industri otomotif saat ini sudah bereaksi dengan aturan itu terkait dengan ekspor maupun impor mobil atau komponennya dari atau ke AS.
Tentu saja pada tahap berikutnya merembes pada F1 yang diisi para pabrikan macam Mercedes, Ferrari, Honda, Renault dan bahkan McLaren yang memproduksi mobil-mobil Sport papan atas meski di tim f1-nya memakai mesin Mercedes.
"Sekarang ini terlalu dini menilai. Tapi, sangat menarik menunggu dampak tarif itu pada F1. Itu hanya soal waktu," kata pengamat industri Mark Gallagher dalam acara James Allen F1 Podcast.
Mantan petinggi marketing tim Jordan dan Red Bull yang sekarang jadi CEO Psrformance Insights itu yakin dampak kebijakan Trump bukan hanya akan menghantam pabrikan mobil ysng terlibat langsung di F1 tetapi juga beragam sektor bisnis lain seperti sponsor tim, sponsor pembalap, dan sponsor penyelenggaraan.
"Tahun lalu Mercedes Benz terjual 325.000 unit di AS. Pangsa pasar McLaren dan Ferrari sekitar 46 dan 25% di Amerika. Jadi, potensi dampaknya buat pabrikan akan sangat signifikan," katanya.
Dari pabrikan yang aktif saat ini mungkin Renault saja yang tak akan terusik langsung. Pasti, karena pabrikan asal Prancis itu sudah keluar dari pasar AS sejak 1987.
"Buat pabrikan lain, situasi ini tantangan yang sangat besar. Termasuk pada labrikan AS sendiri, General Motors, yang tahun depan masuk F1 dengan brand Cadillac."
Selain Cadillac, brand AS lainnya yang tahun depan balik ke F1 adalah Ford, sebagai mitra manufaktur Red Bull Racing.
Saat Trump umumkan kebijakannya hampir berbarengan dengan GP Jepang. Pengaruhnya sama sekali tak terasa. Tapi, kata Callagher, seri selanjutnya baru akan terasa. Termasuk tiga seri F1 yang berlangsung di AS (Miami, Austin dan (Las Vegas).
Goncangan dan ketidakpastian ekonomi global ke depan menurutnya juga akan mempengaruhi kebijakan pabrikan, sponsor dan negosiasi bisnis ke musim 2026 di mana FIA akan berlakukan regulasi baru terkait mesin dan properti teknik lainnya. (r)