mobilinanews (Bahrain) - Tahun lalu marak aksi sosial BlackLivesMatter sebagai buntut perlakuan diskriminatif polisi AS atas warga kulit hitam. Masihkah perlu berdengung di F1?
Dipelopori Lewis Hamilton, satu-satunya pembalap kulit hitam di F1, aura BlackLivesMatter dibawa ke tengaah F1 dengan berbagai cara.
Antara lain dengan mengubah livery tim Mercedes menjadi warna hitam seluruhnya, gantikan kelir perak yang jadi tradisinya. Juga dimunculkan slogan End Racism dan WeRaceAsOne di setiap ajang balap F1.
Tak cukup, Hamilton juga menginisiasi aksi hening cipta dan berlutut jelang start balapan. Namun, tak semua pembalap mau berlutut dengan alasan personal. Max Verstappen dan Charles Leclerc, misalnya, mengaku punya cara lain untuk menentang aksi-aksi diskriminatif.
Belakangan juara dunia 7 kali itu membentuk Hamilton Commission, lembaga sosial yang menyoroti kasus HAM, keadilan sosial, dan sebagainya.
Tak pelak pembalap Mercedes itu langsung dicurigai tengah menyiapkan diri ke gelanggang politik nantinya usai pensiun dari F1 atau setidaknya perkuat pengaruhnya dalam komunitas tertentu.
Berawal dari situ bos baru Liberty Media Stefano Domenicali berkumpul dengan pembalap saat winter test Bahrain lalu. Hasilnya keputusannya, silakan hening ciota dan berlutut diteruskan musim ini.
Tapi, tak lagi ada kewajiban pembalap untuk ikut. Juga dipersilakan buat pembalap yang ingin tetap berdiri. Jangan dianggap sebagai ketidakpedulian pada aksi-aksi rasis seperti coba ditanamkan.
"Mengheningkan cipta dan berlutut bukan hal yang paling penting. Terpenting adalah pesan moral di belakangnya. Itu yang saya harap bisa terus didengungkan dari olahraga ini," kata Hamilton yang pernah berucap ia lebih peduli pada isu ini ketimbang rekor-rekornya di F1.
Tentu tak semua sepakat dengan langkah Hamilton yang menjadikan F1 sebagai sarana kampanye yang cenderung pribadi.
Salah satunya adalah eks juragan F1 Bernie Ecclestone. Promotor kondang itu bahkan berucap kalau ras kulit hitam justru acap lebih rasis dari kulit putih.
Hamilton ya sewot. Dan, itu membuat hubungan keduanya renggang meski sesama Inggris. (rnp)