mobilinanews (Spanyol) - Apa yang bisa dilakukan Marc Marquez di GP Portugal pekan depan, setelah absen 9 bulan? Para pengamat balap motor dunia kini berlomba menganalisa berbagai kemungkinan.
Dari semua analisa panjang lebar itu, maka hanya dua kemungkinan yang akan terjadi di akhir musim. Yakni, #93 menjadi juara dunia 2021 atau tidak menjadi juara. Ya, memang hanya dua itu ujungnya.
Potensi menjadi juara dunia lagi tentu sangat terbuka. Nyaris tak ada yang tak mungkin buat Marquez di kancah balap MotoGP dengan sejumlah rekor yang tadinya sama sekali tak terduga. Badannya yang terlalu mungil, misalnya, dianggap sebagai penghalang untuk berkibar di balap motor besar. Saking kecilnya maka berbagai bentuk beban ditambahkan ke motornya untuk memenuhi syarat berat minimal. Tapi, faktanya, ia mampu menjinakkan motor-motor yang jauh melampaui berat badannya dan karena itu orang-orang dekat menjulukinya sebagai Semut Dari Cervera. Ya, semut, hewan kecil yang mampu membawa beban 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Begitulah Marquez.
Artinya sebuah tantangan besar justru selalu menjadi gairah tersendiri buat Marquez yang memang ambisius dan agresif berjuang mewujudkan tujuannya. Begitu di atas motor, tak ada yang ingin diraihnya selain gelar. Dari sudut ini maka absen 9 bulan tak akan memengaruhi karakter balap Marquez seperti selama ini.
Apa yang dikatakan Cal Crutchlow sungguh tepat.
"Marc berbeda. Ia hanya butuh 3 laps untuk mendapatkan kecepatannya."
Takut kecelakaan lagi?
Tampaknya tak ada kata takut dalam dirinya. Satu-satunya yang Marc takuti dalam kehidupannya adalah lautan dan karena itu ia sangat tak suka pantai atau kapal pesiar seperti pembalap lainnya.
Dari sisi lain, GP Portogal barulah putaran ketiga dari 19 jadwal race musim 2021. Masih sangat panjang kesempatan mengejar total poin Johann Zarco (40) dan duet Yamaha Fabio Quartararo dan Maverick Vinales (masing-masing 36) di papan atas klasemen sementara. Mungkin Marquez belum mau memaksakan atau belum mampu tampil prima untuk meraih kemenangan di Portugal, tapi finish 10 Besar saja jelas satu hal yang sangat mungkin diraih. Terlebih ketika melihat bagaimana tangan kanannya sudah terlihat normal saat menguji RC213V-S di Barcelona dan Spanyol.
Masih ada 17 race di depan. Pasti, akan sangat berat memenangi semuanya karena saat ini banyak pembalap muda yang juga ambisius dan siap menghadangnya. Tapi, pengalaman pembalap berusia 28 tahun itu saat ia jadi rookie pada 2013 bisa jadi referensi. Dari 18 balapan ia hanya meraih 6 kemenangan namun rutin naik podium meski gagal memetik poin di seri Italia dan Australia.
Contoh lain adalah Joan Mir (Suzuki) yang meraih gelar tahun lalu. Ia hanya sekali meraih kemenangan dari 14 durasi balapan. Tiga diantaranya malah retire. Tapi ia konsisten mendapuk poin dengan 7 kali naik podium.
Marquez juga belakangan sudah semakin dewasa dengan mengatur emosi dan ambisinya saat raceday. Tak lagi yang penting menang bagaimana pun caranya, tapi sudah mampu memenej poin sesuai tuntutan jalannya kompetisi.
"Saya tak butuh banyak kemenangan. Yang saya kejar adalah gelar karena pada akhirnya inilah yang akan dikenang. Ini yang ditanya orang, berapa gelarmu, bukan berapa kali menang," ucap Marquez dalam sebuah wawancaranya dengan crash.net.
Jadi, wajar kalau banyak yang masih percaya ia bisa raih gelar tahun ini di tengah banyak orang juga yang tak yakin dengan alasan utama level pesaingnya saat ini sudah jauh lebih berat dari sebelumnya. Mana yang benar hanya soal waktu pembuktian saat si Semut Cervera sudah tampil penuh dalam kompetisi. Tentu itu semua di luar faktor nasib. (rnp)