mobilinanews (Azerbaijan) - Balap jalan raya di tengah kota Baku selalu menyajikan kejutan kala GP Azerbaijan digelar. Begitu pun edisi tahun ini. Drama sudah tersaji dalam dua sesi latihan Jumat (19/9).
Dinding yang mepet lintasan seperti GP Monaco dan Singapura menjadi tantangan serius para pembalap dan faktanya banyak yang jadi korban. Termasuk driver senior macam Lewis Hamilton (Ferrari) dan Lando Norris (McLaren).
Belum lagi trek lurus Baku yang terpanjang sedunia, benar-benar menguji performa mobil dan driver di dalam kokpit.
Dalam situasi itu dalam dua sesi latihan FP1 dan 2, lagi-lagi tim McLaren dapat perlawanan ketat dari Ferrari.
Di FP1 Norris tercepat. Dikuntit Charles Leclerc (Ferrari) dan Oscar Piastri (McLaren) di tiga finisher teratas.
Tapi, di FP2, giliran Ferrari yang top 1-2 dan dilengkapi George Russell (Mercedes) di tiga besar. Ini kejutan besar dari Hamilton, yang terakhir juara di Baku pada 2018 bersama tim Mercedes.
Kemana anak-anak McLaren?
Selain bodi MCL39 yang bonyok menyeruput dinding, performa keduanya tampak buruk pada sesi ini. Hanya beberapa saat mengimbangi Ferrari dalam perburuan waktu, tapi selebihnya semakin loyo. Belum diketahui apakah ada masalah teknis pada MCL39 atau faktor set-up semata yang memperburuk situasi.
Yang jelas hasilnya mengejutkan. Norris hanya finish P10 dan Piastri P12.
Situasi itu menarik. Pasalnya, McLaren bisa Batal mengunci gelar juara dunia konstruktor 2025 di Ajerbaijan dengan lawan terdekat tak lain adalah Ferrari.
Saat ini McLaren solid sebagai pemimpin klaemen kknstruktor dengan total poin 617. Ferrari di urutan kedua dengan nilai 280. Unggul 337 angka. Artinya McLaren hanya butuh mengambil 9 poin dari Ferrari untuk memastikan gelar 2025.
Sederhananya, jika selisih poin antara McLaren dan Ferrari lebih besar atau sama dengan 346 poin setelah balapan hari Minggu (21/9) di Azerbaijan maka McLaren dipastikan menjadi juara. Tak ada pengaruh di 7 sisa balapan musim ini.
Selain Ferrari, dua tim lain yang secara matematis masih bersaing memperebutkan gelar juara konstruktor adalah Mercedes dan Red Bull, meskipun peluangnya sangat tipis. Mercedes tertinggal 357 poin dari sang pemuncak klasemen, yang berarti mereka harus mengungguli McLaren dengan selisih 12 poin pada akhir pekan ini untuk tetap berada di atas batas aman.
Sementara itu, Red Bull tertinggal 378 poin yang berarti mereka harus mengungguli McLaren dengan selisih 33 poin.
Itu yang jadi penantian menarik hingga kualifikasi dan raceday nanti. Bisakah Ferrari menunda gelar untuk McLaren?
Daya tarik lain adalah Hamilton. Terlepas dari nasib buruk McLaren di FP2, performa eks pembalap Mercedes itu terbilang positif karena mampu mengalahkan Leclerc yang sepanjang musim ini selalu berada di depannya. Apalagi, Hamilton meraih P1-nya dengan ban medium sementara Leclerc berbekal soft tyre.
Menarik karena Hamilton tengah membidik podium perdananya sejak gabung Ferrari mulai tahun 2025 ini. (r)