mobilinanews (Tegal) - Macet parah terjadi di ruas Pantura Tegal. Antrian pemudik menyemut di jalur ini sehingga terjadi stuck sampai berjam-jam. Akibatnya, banyak kendaraan yang harus mengalami kendala seperti kehabisan bensin.
Seperti yang dialami oleh salah satu pemudik bernama Dimas yang harus mengalami kondisi darurat kehabisan bensin di jalan. Akhirnya ia harus bersusah payah untuk jalan ke SPBU terdekat dengan hanya bermodalkan botol liter seadanya.
Tapi sangat disayangkan, solusi yang ditempuh untuk mengatasi masalahnya terbentur dengan aparat kepolisian yang secara arogan melarang pembelian BBM (Bahan Bakar Minyak) menggunakan botol di SPBU wilayah Martoluyo, Tegal, Jawa Tengah.
"Saya kecewa dengan petugas kepolisian yang bertugas menjaga pom bensin. Saya tidak diijinkan membeli BBM dalam botol karena dinilai saya akan menjual kembali BBM tersebut dengan harga tinggi. Bahkan petugas SPBU juga dihardik dengan keras karena membiarkan orang membeli di botol. Tadi bahkan ada pemudik yang mendorong mobil karena harus memperlihatkan kendaraannya," ujar Dimas kepada mobilinanews.
Karyawan perbankan BUMN ini menilai polisi tersebut sangatlah arogan karena menghardiknya. Dimas paham betul larangan mengenai pembelian BBM dalam botol literan, namun kondisi yang sedang ia dan pemudik lainnya rasakan bukanlah perbuatan dengan niatan mencari keuntungan.
"Ini adalah soal darurat, siapapun tidak ingin kejadian seperti ini. Tapi kok seperti tidak ada pengetiannya?" sambung Dimas.
Setelah bertemu dengan sang komandan, akhirnya Dimas diperbolehkan membeli 5 liter Pertamax, sementara pemudik lain yang tidak ingin berdebat terpaksa mendorong mobil dengan jarak ratusan meter. (Oka)