mobilinanews (Tasikmalaya) – Rapid Topan Sucipto, salah satu andalan tim balap motor DKI Jakarta memiliki obsesi mulia. Jika Tuhan berkenan dan dia berhasil mendapatkan medali emas pada PON XIX di sirkuit Bukit Puesar, Tasikmalaya, Jawa Barat, uang bonus Rp 1,3 miliar akan dipakai untuk ikut balap Moto2 MotoGP tahun depan.
“Saya malah bercita-cita untuk bisa ikut 3 tahun berturut-turut. Karena ada beberapa tim yang berminat kepada saya. Jadi saya yakin bisa membayar lebih murah. Tentu sebagian bonusnya juga akan saya kasih kepada istri di rumah, ” ujar Topan kepada mobilinanews.
Keberangkatan pebalap asal Tanjung Priok ke ajang balap MotoGP Junior itu tersendat-sendat tahun ini karena minimnya sponsor. Belum lagi, manajemen yang mengelolanya cedera janji.
Ayah satu ini memang memiliki peluang menggondol medali emas setelah menduduki peringkat 2 babak kualifikasi kelas 150 cc perorangan dan posisi ketiga kelas yang sama beregu.
“Terus terang, motivasi selain membela daerah saya DKI Jakarta, juga karena bonus hadiahnya. Kalau bisa 2 medali emas, Rp 2 miliar sudah di tangan. Doakan ya mas, target kami berhasil di PON kali ini,” ungkap Topan.
Ternyata bonus dari DKI Jakarta untuk cabang balap motor tidak Rp 1 miliar dari Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, melainkan ditambah Rp 300 juta lagi dari Ketua Umum KONI DKI, Raja Sapta Ervian.
Keterangan selanjutnya, di kelas beregu yang diisi 2 pebalap bukan Rp 1,3 miliar bonusnya melainkan dihitung per kepala. Yakni Rp 2,6 miliar. Wow, menggiurkan sekali.
Sementara itu, Mohammad Fadly selaku pelatih tim balap motor DKI optimis para pebalap DKI bisa mendulang emas. “Kalau hitung-hitungan secara realistis, kalau 2 emas aja saya kira bisa. Salah satunya dari Topan. Kalau target dibuat tinggi dengan 4 emas, ya harus begitu untuk spirit. Sebab di Pra-PON kan kita udah sapu bersih,” ujar Fadly.
Yang penting, dalam event seakbar PON, pebalap diminta fokus, pakai otak dan mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya. Selebihnya serahkan kepada Tuhan yang akan menentukan.
Amin. (budsan)