mobilinanews (Sepang – Malaysia) – GP Malaysia mungkin sudah tidak ada arti lagi untuk mengejar titel juara dunia kategori pembalap MotoGP. Namun, khusus untuk Valentino Rossi, Jorge Lorenzo dan pasukan Ducati, seri XVII MotoGP di sirkuit Sepang nanti, akan jadi awal bagi target mereka.
Dengan segala batasan di MotoGP, sisa 2 balapan lagi musim ini, di Sepang dan Valencia, harus jadi ancang-ancang buat 2017. Jika Rossi mau catatkan diri sebagai peraih La Decima alias 10 gelar juara dunia balap motor prototipe, ia tak boleh sekadar naik podium!
Syarat ini disampaikan Jeremy Burgess. Tau dong, siapa dia? Pakdhe Burgess ini adalah mantan kepala mekanik Rossi saat di Honda, Yamaha dan Ducati. Ia yang mengantar Rossi juara dunia di MotoGP bersama Honda dan Yamaha.
Jeremy setuju Vale bukan lagi yang tercepat untuk satu lap balapan. Tapi, pria Australia 63 tahun itu masih melihat The Doctor sebagai salah satu rider terkuat untuk balapan. Rossi juga masih berpeluang juara dunia lagi.
Soal kegagalan Rossi tahun ini, “Aku punya opini beda. Menurutku, dia (Rossi, red) bukan kehilangan gelar musim ini sejak 3 seri lalu. Tapi, ia sudah kehilangan titel jauh sebelumnya. Yaitu saat Valentino memutuskan fokus mengumpulkan podium. Padahal, untuk jadi juara, ia harus menangkan banyak balapan,” tegas Burgess.
Jika itu target yang harus dicapai Rossi, beda lagi kewajiban Jorge Lorenzo jika ingin kembali bersinar bersama Ducati, musim depan. Untuk itu, Randy Mamola punya tuntutan pada Lorenzo. Dan, menurut mantan juara GP500 itu, X-Fuera harus mulai menunjukkan perubahan itu sejak balap di Sepang, minggu (30/10) nanti.
Mamola yang kini jadi komentator MotoGP, melihat Lorenzo jadi pengecut di lintasan. Paling jelas saat balapan di GP Austalia, minggu (23/10) kemarin. Lorenzo takut celaka, takut luka, takut nggak bisa balap lagi.
“Semua orang boleh takut. Harus. Tapi, sebagai pembalap, ia harus melewati itu kalau ingin kembali juara dunia. Ia harus belajar dari Marc (Marquez, red) dan Rossi. Marc dan Rossi mengalami masa sulit di awal musim ini. Tapi mereka melewati itu dengan berani mencoba. Dan kini mereka makin kuat,” komentar Mamola.
Perubahan nyali Lorenzo, harus didukung oleh perubahan yang juga wajib dilakukan Ducati pada GP17. Target ini disampaikan direktur teknik tim Ducati, Paolo Ciabatti. Bahwa, musim depan, GP17 tidak boleh bikin capek jokinya.
Bersama Luigi Dall’Igna, manajer Tim Merah, Ciabatti tau kualias dan yang dibutuhkan Lorenzo. “Kami tau, Desmosedici sangat bertenaga. Tapi butuh fisik bagus untuk mengendalikannya. Perhatian kami, GP17 harusnya bukan hanya untuk pembalap yang kuat fisiknya. Ini bukan hanya untuk Jorge, tapi juga tim Pramac yang akan pakai GP17,” ungkap Ciabatti.
Nah, ini semua akan kita saksikan di Sepang, saat GP Malaysia. Rossi harus juara, Lorenzo harus berani dan Ducati harus enak digeber Dovizioso. Jadi tetap seru, kan?! (Aries Susanto)