mobilinanews (Purwokerto) – Penampilannya sederhana, umur 33 tahun, dan tidak lulus kuliah. Namun Jamil VJ, race comentator GT Radial Indonesia Night City Slalom mampu menghidupkan suasana perlombaan balap ngepot itu.
Jamil sangat hafal nama peslalom, biodata hingga prestasinya. Apa kuncinya? “Saya juga melakukan wawancara dengan para peslalom layaknya wartawan. Selain itu, baca media segmen otomotif,” buka Jamil kepada mobilinanews.
Bagaimana ceritanya bisa jadi race comentator? Ayah satu anak berusia 3 tahun ini mengaku dilakukan secara otodidak dan mengalir saja. Karena basicnya, Jamil adalah penyiar radio dan host beberapa acara sebuah tv lokal di Solo.
“Yang kaget itu ketika pertama kali jadi race comentator balap, langsung di event resmi Kejurnas Slalom di Bandar Lampung. Sempat nurveus juga sih. Tapi, alhamdulillah semua akhirnya lancar,” ungkapnya.
Waktu kuliah juga bukan di broadcaster, melainkan malah jurusan pertanian. Demikian kuliah lagi di jurusan yang lain yang semuanya tidak sampai selesai.
Diakui Jamil, ada beberapa race comentator senior yang jadi acuannya seperti Pujo dari RRI Bandung. Namun selebihnya, wong Solo ini lebih banyak belajar secara sendiri alias otodidak.
Satu yang menonjol dari pria yang mengaku suka kangen sama Auf Muhammad Fadhil anaknya yang masih 3 tahun dan lagi lucu-lucunya kalau lagi tugas ke luar daerah, adalah nyaris tak pernah kehabisan kata-kata. Alias ngocehnya terus kayak burung.
Apa resepnya? “Banyak minum air putih,” jawabnya. Jamil pun banyak terima kasih dengan Genta Auto & Sport selaku promotor nasional GT Radial Indonesia Night City Slalom yang telah memberi kesempatan berkarir. (budsan)