MBCIRC, Ajang Balap Mobil Lawas Berkelas

mobilinanews (Sentul) - Nuansa Mercedes-Benz Club INA Race Championship (MBCIRC) pada ISSOM 2019 putaran 1 di Sentul International Circuit, Bogor, pada Minggu (7/4/2019) lalu agak berbeda dengan tahun lalu.
Yakni adanya peningkatan jumlah peserta dan itu yang membuat sang promotor Wahyudi masih bisa tersenyum puas.
Kehadiran 3 pembalap muka baru yang sama sekali belum pernah mengikuti balap mobil. Yaitu Doddy Kurniawan (MB W123), Geraldy Menggu (MB W201) dan Diaz Govan (MB W2020).
“Selain itu, kami boleh berbangga sedikit, ada satu peserta dengan varian Mercedes Benz W210 yang ikutan. Ini terbilang langka dipakai balap,” beber Wahyudi kepada mobilinanews.
Pasalnya, Mercedes-Benz tipe yang ini memiliki bodi yang terbilang lebar.
Sebenarnya, lanjut Yudi, jumlah peserta bisa lebih banyak. Namun beberapa mobil dalam kondisi tidak siap karena pelaksanaannya dimajukan 2 minggu dari jadwal semula mengingat terlalu dekat dengan Pilpres.
“Alasan lain, beberapa pembalap lagi ada kesibukan pekerjaan yang tak bisa ditinggalkan,” lanjutnya.
Alhasil, seri pembuka MBCIRC kali ini dijubeli 26 peserta.
Juga yang membuat pria berkumis yang telah beberapa tahun sebagai promotor balap khusus mobil Mercy ini happy, lahirnya tim baru dari MB W210 NECI Motorsport.
“Ini menjadi indikasi MBCIRC telah mampu menebarkan “virus motorsport” terutama di kalangan member MB Club INA,” tambah Yudi.
Yudi bersama Leonard Gozali dari GT Radial
Kepedulian pihak sponsor menjadi catatan menarik bagi promotor, termasuk para pembalap. Bizol Motor Oil memberikan diskon lumayan besar kepada peserta balap.
GT Radial, yang telah beberapa tahun menjadi partner dan one make tyre di ajang MBCIRC, kali ini dengan produk unggulan Champiro SX2 yang telah diracik agar para pembalap bisa lebih berprestasi.
Dan terbukti beberapa pembalap mencetak waktu lebih cepat dibanding tahun lalu.
Pada perhelatan seri pembuka ini juga ditandai dengan berpindahnya paddock MBCIRC lebih mendekat trek.
“Dengan posisi paddock sekarang, peserta lebih menyatu dan memberkan kesan lebih guyub,” terang Yudi lagi.
Obsesi promotor yang belum terwujud adalah keterlibatan pihak APM (Ageng Pemegang Merek) yang dirasa masih minim.
Sehingga promotor belum bisa memberikan "sesuatu" yang lebih kepada para pemenang.
“Kami belum mampu membuat balap murah namun mewah.Yang mampu membangkitkan hasrat komunitas maupun masyarakat umum sehingga balapan bisa lebih menggelegar hingga dunia internasional,” pungkas Yudi. (bs)