mobilinanews
Home »

Metode Tukar Baterai Dinilai Efisien Untuk Kendaraan Listrik, Ini Alasannya

Rabu, 28/08/2019 18:01 WIB
Metode Tukar Baterai Dinilai Efisien Untuk Kendaraan Listrik, Ini Alasannya
Honda PCX Electric jadi model kendaraan yang digunakan dalam proyek percontohan motor listrik kerjasama Kemenperin dengan NEDO

mobilinanews (Jakarta) - Salah satu aspek penting dalam perkembangan industri kendaraan listrik adalah komponen baterai. Selain fungsinya yang begitu vital, baterai pada kendaraan listrik juga terbilang mahal atau mencapai 40 persen dari harga motor.

Karena itu, skema bisnis untuk percepatan penggunaan kendaraan listrik harus dirumuskan secara matang sehingga bisa menjangkau banyak lapisan masyarakat.

Dalam proyek percontohan motor listrik yang digagas oleh Kementerian Perindustrian bersama New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO) yang dilakukan di Bandung dan Bali, sistem yang digunakan adalah tukar baterai (swap battery) di 40 station, 30 berlokasi di Bandung dan 10 berada di Bali.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya Motor Honda PCX Electric menjadi model kendaraan yang digunakan. Motor ini diperkuat oleh dua baterai, pengemudi bisa melakukan swap baterai di 40 station tersebut. Dengan sistem swap baterai, tidak perlu terbebani dengan perawatan baterai ataupun mahalnya harga baterai.

"Selain itu juga lebih efisien karena konsumen tidak perlu menghabiskan waktu untuk mengisi baterai. Cukup mengganti dengan yang baterai baru yang sudah terisi penuh di setiap station," kata Harjanto selaku Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Rabu (28/8) di Jakarta.

Harjanto menambahkan bahwa karena proyek percontohan ini masih tahap awal, pihaknya akan terus mengedukasi calon konsumen.

"Makanya kita coba select customer yang bisa diedukasi. Nanti mereka akan di warning dimana station terdekat. Jadi mereka harus selalu memantau kondisi baterai. Kalau di cas dirumah kan memakan waktu, sedangkan swap di station ini tidak memakan waktu dan kondisi baterainya sudah dalam kondisi penuh. Tapi kita akan tetap pelajari apakah metode swap ini efektif atau tidak," lanjutnya.

Sementara itu, kota Bandung dipilih karena penggunaan harian kendaraan disana masih dibawah kapasitas baterainya. "Jadi tidak setiap saat dia swap. Mungkin akan berbeda dengan customer kelas heavy user seperti ojek online, mereka pasti akan lebih sering swap baterai. Makanya ini perlu kajian dulu. Nanti setelah dapat data-data nya kita akan cari pola terbaik seperti apa," beber Harjanto. (adr)

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
vps.indonews.id