mobilinanews (Inggris) - Tampil di kandang sendiri, GP Belanda, selalu penting buat Max Verstappen. Terlebih race musim ini yang berlangsung pada 23-25 Agustus 2024 di Sirkuit Zanvoord.
Seperti pembalap F1 lainnya, Verstappen saat ini tengah libur kompetisi. Menikmati kebersamaan dengan pasangannya, foto model Kelly Piquet. Tapi, entahlah, apakah pikirannya masih terganggu dan gelisah menyongsong home race-nya yang tinggal 2 pekan. Pasalnya, sudah 4 kali beruntun ia dikalahkan rival.
Yang pasti, pada dua race terakhir di Hongaria dan Belgia, ia finish di luar podium. Saat itu ia pun mendesak timnya, Red Bull Racing (RBR) untuk mrmbggembangkan RB20 agar kembali jadi mobil pemenang.
"Tim rival sudah sangat berkembang. Kami harus mengembangkan mobil lebih dari mereka," kata Verstappen yang masih unggul di klasemen pembalap dengan 78 poin atas Lando Norris (McLaren).
Tapi, di klasemen konstruktor, kini McLaren sudah menempel dengan selisih tinggal 42 poin.
"Itu tak bagus buat kami. Belum menjamin apa pun. Sekali saja tak finish akan lain cerita."
Tentu RBR lebih gelisah. Itu tampak dari kesibukan tim di markas Milton Keynes dengan mengorek ulang berbagai sisi teknik RB20. Bahkan sampai perlu untuk memperbandingkannya dengan RB18, besutan tahun 2022 yang diuji secara khusus oleh Verstappen di Sirkuit Imola bulan lalu.
Apakah kekalahan beruntun akan terjadi di Zanvoord, di depan seratus ribu pendukung fanatiknya?
So pasti, Verstappen tak ingin. Apalagi RBR. Keduanya pantas gelisah jika mencermati pergerakan tim Ferrari, McLaren dan Mercedes yang musim ini bergantian mengalahkan RBR.
Terkait dengan gelar juara dunia konstruktor, yang paling menggelisahkan RBR adalah McLaren. Kedua pembalap mereka, Norris dan Oscar Piastri, rutin mendapuk poin. Di sisi lain, hanya Verstappen yang rutin menyumbang poin. Rekan setimnya, Sergio Perez, gagal mencapai target sehingga hampir dipecat seusai GP Belgia lalu.
Sejauh ini belum dirilis pembaharuan teknis apa yang dibawa RB20 ke GP Belanda. Tentu saja performanya masih tanda tanya.
Yang pasti, RBR harus berhitung pada kemungkinan terburuk di GP Belanda. Selisih 42 poin bisa digerus lebih dalam lagi jika kedua mobil RB20 gagal maning ke podium. Lebih parah lagi jika duet McLaren mampu finish 1-2 seperti di Hungaria dengan raihan total poin 43.
Itu artinya mereka bisa menyalip sekaligus melengserkan RBR di pucuk klasemen konstruktor jika saat sama Verstappen dan Perez gagal meraih poin. Ini kemungkinan yang tipis tetapi bukan tak mungkin bisa terjadi.
Seperti kata Verstappen, tak ada yang bisa pastikan apa yang terjadi sebelum balapan selesai. Skill dan speed penting, tapi nasib juga bisa berkata lain. Seorang pembalap top bisa saja gagal.menyentuh garis finish karena kesalahan sendiri, karena mobil terkendala teknis, dan bisa juga karena dampak dari kesalahan pembalap lain. (rn)