Mobilinanews (Jakarta) - Pemerintah Indonesia tengah bersiap menerapkan kebijakan baru terkait bahan bakar minyak (BBM) dengan campuran etanol. Rencana ini rupanya mendapat sambutan positif dari para produsen otomotif, termasuk PT Astra Honda Motor (AHM) — pabrikan sepeda motor terbesar di Tanah Air.
Pihak Honda mengaku tidak khawatir jika kebijakan mandatori BBM bercampur etanol benar-benar diberlakukan. Pasalnya, motor-motor Honda keluaran terbaru sudah dirancang agar kompatibel dengan bahan bakar E10, yaitu campuran 10 persen etanol dalam BBM.
“Kalau produk Honda yang dijual sekarang sudah bisa menggunakan sampai E10 atau 10 persen dari bahan bakar,”
ungkap Ahmad Muhibbuddin, General Manager Corporate Communication PT AHM, kepada media.
Namun, Ahmad juga menjelaskan bahwa kemampuan tersebut hanya berlaku untuk motor keluaran terbaru.
“Untuk unit lama, belum semuanya dirancang agar bisa menggunakan BBM bercampur etanol. Dari tahun berapa mulai bisa, masih perlu kami periksa kembali,” tambahnya.
Rencana penerapan BBM dengan campuran etanol sejatinya merupakan bagian dari program transisi energi bersih pemerintah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui mandatori etanol 10 persen (E10) sebagai langkah awal.
“Bapak Presiden sudah menyetujui untuk direncanakan mandatori 10 persen etanol (E10),”
ujar Bahlil, dikutip dari Antara, Selasa (07/10).
Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap emisi karbon bisa berkurang dan ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM dapat ditekan.
Selain itu, penggunaan etanol lokal juga bisa mendorong perekonomian masyarakat, terutama petani tebu dan jagung yang menjadi sumber bahan baku utama etanol.
Pemanfaatan etanol sebagai campuran BBM sebenarnya bukan hal baru.
Negara-negara seperti Brasil, Amerika Serikat, dan Eropa sudah lama menerapkan kebijakan serupa.
Di Brasil misalnya, pencampuran etanol diatur dalam regulasi Renewable Energy Directive (RED II) dengan persentase blending E10 atau bahkan lebih tinggi.
Etanol sendiri berasal dari bahan alami seperti tebu dan jagung, yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan.
Selain membantu menekan emisi gas buang, bahan bakar jenis ini juga mengurangi ketergantungan terhadap minyak fosil murni.
Langkah Honda yang memastikan produknya siap menggunakan BBM E10 menunjukkan komitmen kuat perusahaan terhadap inovasi berkelanjutan dan kelestarian lingkungan.
Dengan kemampuan mesin yang sudah kompatibel, pengguna motor Honda tak perlu khawatir saat kebijakan bahan bakar etanol resmi diberlakukan.
Bagi masyarakat, penerapan E10 juga menjadi peluang menuju energi yang lebih bersih, efisien, dan ramah lingkungan.
Meski kebijakan ini baru tahap awal, langkah tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah energi Indonesia.