mobilinanews

Tommy Santosa, Legenda Toyota Team Indonesia Sudah Balap di Ancol Umur 14 Tahun

Rabu, 27/10/2021 07:48 WIB
Tommy Santosa, Legenda Toyota Team Indonesia Sudah Balap di Ancol Umur 14 Tahun
Tommy Santosa di podium juara 1 kejuaraan balap mobil South East Asia Touring Car Championship 1994 di sirkuit Sentul Internatonal

mobilinanews (Jakarta) - Tommy Santosa adalah salah satu pembalap legendaris Toyota Team Indonesia (TTI) yang segera melebur menjadi Toyota Gazoo Racing Indonesia. Tommy termasuk angkatan pertama yang direkrut TTI ketika secara resmi dibentuk 1989.

"Saat itu, keberadaan TTI ditandai dengan pembagian jersey (seragam) dengan tulisan Toyota Team Indonesia kepada para pembalap termasuk saya," ungkap Tommy Santosa kepada mobilinanews.

Tommy menceritakan, pertama turun balap di sirkuit Ancol, Jakarta Utara, PT Toyota  Astra Motor (TAM) menyiapkan unit Toyota Starlet, kemudian menyusul Toyota Corolla GTi.

Tommy dengan Toyota andalannya di SEA Tourng Car Championship 1994 di sirkuit Sentul. (foto2 : dok pribadi Tommy S)

Tommy termasuk pembalap TTI yang menggunakan Toyota Starlet, juga balap dengan Corolla GTi bersama Indra Saksono.

Saat balapan di Ancol, terang Tommy, kelasnya masih dengan nama Group A, Group B, junior dan pemula. Sayangnya, keberadaan Alex Asmasoebrata (almarhum) dan Pare Soemoele di TTI hanya sebentar. Kemudian, masuk Jimmy Lukita.

"Balapan di Ancol saat itu sangat seru dan kompetitif karena diikuti beberapa pembalap yang didukung pabrikan. Ada Toyota, Honda, Mazda dan mungkin Suzuki yaa," lanjut Tommy sembari mencoba membuka ingatannya.

Seperti halnya Toni Supatra, Tommy Santosa juga minta waktu dulu sebelum menjawab pertanyaan mobilinanews terkait keterlibatannya di Toyota Team Indonesia.

Di grid SEATCC tahun 1995 di sirkuit Sentul

Maklum saja, selain momentum bersejarah lahirnya TTI itu sudah cukup lama, saat ini baik Tommy apalagi Toni Supatra sudah boleh dibilang kategori "orang lama" 

Sebenarnya sebelum terbentuk TTI, menurut Tommy Santosa, sudah banyak pembalap pakai mobil Toyota. Seperti Tinton Soeprapto, Beng Soeswanto hingga Richard Hendarmo. Richard bahkan kemudian sempat menjadi mentor yang ikut ngajarin Tommy Santosa balap mobil.

Sebelum direkrut TTI, Tommy sudah balapan di sirkuit Ancol pada 1994, ketika masih SMP dan baru berusia 14 tahun. Dan, sejak awal sudah balap pakai mobil Toyota sebagai privateer.

"Kebetulan saja kalau ayah saya (Harry Santosa) waktu itu bekerja di TAM, bagian service. Saya masih ingat, om Parto (Soeparto Soejatmo) adalah orang pertama kali minta saya ikut balap. Tentu melalui ayah saya dulu, sebelum kemudian ke saya langsung," tutur Tommy.

Soeparto Soejatmo adalah kakak kandung H. Tinton Soeprapto, yang saat itu banyak berhubungan dengan pabrikan di Jepang, sebagai pengurus PP IMI dan menjadi anggota komisi safety FIA dari IMI (perwakilan Indonesia).

Suasana paddock Toyota Team Indonesia SEATCC 1994 

Ketika TTI terbentuk saat itu, tutur Tommy yang sekarang lebih sering tinggal di Bandung "mendampingi" putri tunggalnya yang kuliah  Kedokteran di Unpad, justru sang ayah sudah tidak banyak terlibat dan mensupport lagi di balap.

"Karena urusan TTI itu di bawah Divisi Marketing Toyota Astra Motor (TAM). Semua kebutuhan balap disiapkan TAM, dari mobil, spare part, dan seluruh pembalap sudah dikontrak saat itu," terang Tommy.

Sebelumnya TTI dibentuk, Toyota sudah mensupport beberapa pembalap, namun baru sebatas disupport secara teknik dan mekanik karena memang belum ada manajemen tersendiri.

"Saat itu sudah ada one make race Formula Kijang, pakai mesin AK-4. Itu idenya Pak Mitro (Sumitro Surachmad, bos besar TAM). Saking sukanya, Pak Mitro membawa 1 unit Formula Kijang ke rumahnya untuk kenang-kenangan," lanjutnya.

Nah, pas 1989 itu, TTI sudah ada struktur dan manajemennya. "Kalo nggak salah urusan kontrak pembalap dan lain-lain tuh udah Pak Memet (Djumhana). Mungkin kalau gak ada Pak Memet nggak jalan mungkin tim balap Toyota," ungkap Tommy.

Tommy sudah menjadi "orang lapangan" saat TTI dengan pembalap Haridarma dan Aldo

Tommy masih ingat, yang menjadi manajer TTI memang Rahmat Suwondo yang ebih banyak mengurusi teknik dan strategi balap. Baik Rahmat Suwondo maupun Memet Djumhana berada di Divisi Marketing TAM, di bawah Toni Supatra sebagai Manager Marketing (kelak menjadi General Manager).

Pada 1991, sirkuit Ancol secara resmi ditutup dan sebagai gantinya adalah Sirkuit Sentul International, Bogor yang sudah bisa mulai dipakai balap akhir 1992. Namun baru benar-benar digunakan balap dengan berbagai event, termasuk kejuaraan international secara resmi pada 1993.

Saat balapan di Sirkuit Sentul pada awal-awal itu TTI diperkuat trio Indra Saksono, Tommy Santosa dan Jimmy Lukita.

Awal sekali di Sentul, Tommy Santosa memakai Starlet di Group N, sedangkan Indra Saksono fokus di Group A dengan Toyota Corolla Gti. Selanjutnya berdua dipersenjatai Corolla Gti.

"Menang dan kalah, saya tentu alami saat balapan di Sentul. Saya kemudian pakai Corolla GTi Group A turun di SEA Touring Car Championship tahun 1994,  berhasil menjadi juara 1, juara kedua dan ketiga pembalap tim Thailand. Itu salah satu prestasi terbaik saya bersama TTI," tutur Tommy Santosa.

 Trio legendaris Toyota Team Indonesia, dari kiri Indra Saksono, Tommy Santosa dan Jimmy Lukita

Di level pembalap senior, persaingan seru terjadi antara Indra Saksono dengan Aswin Bahar (Honda). Sedang Tommy bersaing diantaranya dengan Chandra Alim dan Andre Timothy.

"Saat itu, TTI juga mendatangkan Toyota Corolla Great 4AG, impor dari Jepang. Jadi mobil ini didatangkan khusus untuk balap. Jika dianggap sudah sesuai selesai durasi izinnya harus dire-ekspor lagi ke Jepang. Tapi pilihannya mobil terus dipakai balap di Sentul," terang Tommy Santosa.

Setelah berbagai gelar nasional dan international diraih Tommy Santosa bersama TTI, pada 1997 memutuskan berhenti sebagai pembalap TTI.

Ada dua alasannya. "Pertama, saya melanjutkan pendidikan (sekolah). Kedua, saya kemudian menikah. Tapi kecintaan saya terhadap TTI tidak pernah pudar karena beberapa tahun kemudian saya kembali ke TTI bukan lagi sebagai pembalap melainkan sebagai "orang lapangan" (kepala tim teknik)," pungkas Tommy Santosa. (budsan)
 

About Us | Our Team | Careers | Pedoman Siber | Disclaimer

© 2017 mobilinanews.com All Right Reserved
frodo