mobilinanews (Surabaya) – Dibilang IMI Jatim menerapkan biaya rekom selangit untuk klub event, sehingga Genta & Auto Sport enggan menggelar event di Jatim mendapat respon. Bambang Kapten Haribowo selaku Ketum Pengprov Jatim merasa perlu menyampaikan penjelasan.
“Soal event sponsor besar termasuk OMR (One Maker Race) dikenakan retribusi Rp 25 juta, dan tahun ini ditambah asuransi Rp 2,5 juta itu sudah berlaku semenjak 2014. Itu karena kami anggap event yang termasuk bisnis,” ujar Bambang kepada mobilinanews.
Lebih lanjut pria yang demen memakai topi koboi itu mengatakan, masak dapat keuntungan besar tidak mau bagi-bagi dengan IMI.
“Setorannya juga langsung ke rekening IMI. Kenapa masalah begini harus dipermasalahkan? Sebagai insan otomotif seharusnya bangga bisa menyisihkan sedikit keuntungannya,” lanjutnya.
Event Trial Game 76 dianggap event bisnis, makanya dikenakan biaya rekom selangit. (foto : istimewa)
Jadi, lanjutnya, yang dikenakan biaya rekom Rp 25 juta itu tidak hanya Genta Auto & Sport tetapi juga promotor yang lain dikategorikan bisnis, bukan hobi.
“Trial Game 76 yang digelar mas Gunawan kan termasuk bisnis, sponsornya rokok, gede. Wajar dong masuk kategori itu. Bisnis dan hobi itu berbeda. Yang hobi, gak bayar rekom pun silakan asalkan minta surat keterangan RT, RW tidak mampu,” urainya lagi.
Untuk event klub biasa, dikenakan biaya rekom Rp 5 juta. Sekarang menjadi Rp 7,5 juta termasuk asuransi untuk pebalap, penonton dan panitia. “Untuk asuransi jadi satu dengan rekom. Itu pun biaya asuransinya IMI masih nombok,” ungkap Bambang.
Dia berdalih, agar semua event berasuransi. Karena selama ini masih banyak penyelenggara yang menghindari asuransi. Padahal itu merupakan persyaratan wajib setiap event.
"Gampang aja kok, kalau nggak mau aturan yang kami terapkan, nggak mau bikin event di Jatim ya nggak apa-apa. Kami juga nggak akan maksa-maksa. Bebas aja," lanjut Bambang.
Apakah tingginya biaya rekom event berbau bisnis itu sudah dilaporkan kepada PP IMI? “Tidak perlu karena kebijakan ini menjadi otonom pengprov IMI. Bisa jadi, daerah lain juga berbeda jumlahnya. Lagian yang beginian juga hanya 1-2 event setahun di Jatim,” pungkasnya. (budi santen)