mobilinanews (Spanyol) – Dibandingkan Lewis Hamilton yang juara dunia 2008, 2014 dan 2015, Valtteri Bottas jelas tenggelam.
Apalagi ia gabung tim Mercedes pun dalam keadaan darurat lantaran Nico Rosberg mendadak undur diri dan wajar ditempatkan sebagai second driver.
Tapi, itu sebelum musim kompetisi dimulai. Situasi berubah setelah 4 seri 2017 bergulir. Bottas ternyata tak kalah kelas dengan Hamilton selaku pembalap utama Mercedes.
Ia kalahkan Hamilton di GP Bahrain sebelum akhirnya diperintahkan mengalah. Berikutnya Bottas pole sitter di GP Rusia dan sekaligus juara sementara Hamilton finish P4.
Bottas pun memepet Hamilton di klasemen sementara dengan selisih poin 10 (73 versus 63).
Fakta terbaru betapa Bottas mampu menyaingi Hamilton terjadi di GP Spanyol. Di FP1 ia hanya kalah 0,029 detik, di FP2 kalah 0,090 detik, FP3 tertinggal 0,327 dan di sesi kualifikasi kalah 0,224 detik.
Artinya, Bottas punya potensi mengalahkan Hamilton kembali, sekaligus ‘mengeroyok’ jagoan Ferrari Sebastian Vettel dalam perburuan gelar.
Sayang, kesempatan itu harus dipendam karena kebijakan team order di kubu Mercedes. Team principal Toto Wolf menyebut sangat beresiko membiarkan Bottas bertarung dengan Hamilton dalam perburuan gelar.
Jika keduanya bernafsu saling mengalahkan maka Vettel bisa memetik keuntungan. Dan, yang paling dikhawatirkan adalah munculnya konflik internal dan rivalitas tak sehat sebagaimana terjadi pada Hamilton dan Rosberg.
Fans F1 tentu berharap ia terlibat perang segitiga dengan Vettel dan Hamilton dalamperburuan trofi musim ini. Tapi, driver Finlandia itu seolah sadar diri dengan tidak berkomentar soal kejuaraan dunia.
“Saya tak ingin pikirkan titel 2017,” tegas Bottas terkesan merelakan Hamilton yang didorong timnya menyaingi Vettel.
“Dapat kontrak dari Mercedes, meraih pole plus kemenangan pertama sudah sangat saya syukuri. Saya hanya perlu meningkatkan diri dan berharap raih sukses berikutnya. Semua pembalap tentu ingin menang,” lanjut Bottas yang yakin punya kesempatan juara di GP Spanyol meski start dari belakang Hamilton dan Vettel.
Apalagi ada fasilitas DRS yang akan membantu pembalap mendahului driver di depannya.
Jika itu terjadi, menarik menunggu apakah tim Mercedes menyuruhnya mengalah lagi? Sehingga F1 makin tak punya daya tarik penonton? Ah, sayang ya kalau Bottas harus jadi korban lagi. (andro)