mobilinanews (Jakarta) - Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat tengah berbenah. Setelah melaksanakan Munaslub pada medio Desember lalu, AD/ART pun berubah menyesuaikan dengan organisasi bermotor dunia, FIA.
Kini IMI tidak hanya mengurusi balap, melainkan juga memajukan wisata dan road safety, sejajar dengan kegiatan motorsport.
Untuk mengejar ketertinggalan di bidang wisata itu, dibentuklah sebuah PT. IMI Mobility. Targetnya, bisa melibatkan partisipasi masyarakat umum sebanyak mungkin di IMI.
Guna membahas berbagai isu terkini terkait perubahan AD/ART, digitalisasi, obsesi mendatangkan event internasional hingga target membership IMI, mobilinanews melakukan wawancara eksklusif dengan Jeffrey JP yang baru didapuk sebagai CEO IMI Pusat di kantor IMI SCBD Jakarta, Senin (22/1/2018).
Berikut petikan wawancaranya.
Selamat dipercaya sebagai CEO selain sebagai Sekjen IMI. Apa sebenarnya tugas CEO?
Terima kasih. Tapi sebenarnya tidak ada yang istimewa. Tugas CEO itu hanya koordinasi kepada 4 bidang yang ada di IMI Pusat. Bagaimana bidang organisasi. wisata, olahraga motor dan olahraga mobil bisa berjalan optimal sesuai yang kita harapkan bersama.
Ibaratnya adalah seorang dirigen, bagaimana mengkoordinasi SDM (sumber daya manusia) yang di IMI dan kini jumlahnya meningkat menjadi 46 orang, untuk bisa melahirkan irama musik yang harmoni.
Jadi tugasnya lebih bersifat koordinatif?
Betul banget. Apalagi dengan banyaknya personil, dengan karakter yang berbeda-beda tentunya, agar bisa terkoordinasi dengan baik, solid dan bisa menjalankan goal yang telah digaris Waketum (ketua bidang) masing-masing.
Jadi sebenarnya, 4 Waketum (Waketum Organisasi, Wisata, olahraga sepeda motot dan olahraga mobil) itu yang bekerja dengan programnya masing-masing yang bertanggung jawab langsung dengan bidangnya masing-masing.
Apa sebenarnya tugas utama IMI di periode Anda ini?
Tugasnya sekarang lebih banyak. Karena tidak hanya memajukan olahraga balap tetapi juga memacu bidang wisata dan road safety lebih maju lagi.
Apalagi kita ini tertinggal sekitar 5 tahun dibanding luar negeri. Di Finlandia, Inggris atau Perancis, hasil dari aktivitas wisata itu bahkan bisa membiayai kegiatan motorsport.
Jadi untuk mengejar ketertinggalan itu, kini kami dirikan PT. IMI Mobility. Kami lakukan digitalisasi dengan sistem online untuk keanggotaan (Kartu Tanda Anggota) hingga nanti untuk Kartu Izin Start.
Foto: Jeffery JP bersama A. Hariono, pengurus teras IMI Pusat
Apa langkah awal yang akan dilakukan untuk mewujudkan target itu?
Tentu menyiapkan infrastrukturnya, sistem IT (teknologi informasi), siapkan server yang memadai, sehingga ketika semua bergerak masif dan sukses, semua udah siap.
Selanjutnya dan menjadi target tahun ini adalah melakukan pendataan keanggotaan IMI dengan sistem online tadi.
Dengan cara ini nanti akan keluar data yang valid. Selama ini, kita hanya menghitung anggota IMI di Indonesia antara 40-50 ribu. Itu pun hampir semuanya dari pembalap, motorsport.
Padahal kalau keanggotaan hanya dari motorsport itu kan terbatas. Karena motorsport itu segmented. Pembalap yang udah tua keluar, dan yang muda masuk.
Maka itu dengan PT IMI Mobility ini kami menyasar member IMI dari masyarakat umum. Target kami, bisa menjaring hingga 1 juta membership sampai tahun 2020. Ya kita coba dulu.
Apa strategi yang dilakukan untuk mencapai target itu?
Melibatkan unsur terkait yang berhubungan dengan wisata dan road safety. IMI sudah melakukan MOU dengan Departemen Perhubungan RI dan dengan Korlantas yang on progress.
Juga menjalin kerjasama dengan Agen Pemegang Merek sepeda motor dan mobil. Nah, nanti menjadi membership IMI memiliki nilai tambah juga, seperti diskon spare part, hotel hingga belanja di mal.
Bagaimana caranya masyarakat umum untuk menjadi membership IMI?
Ada tutorialnya, dengan sistem online, membayar sejumlah uang, hingga benefit-benefitnya. Dan ini pertanyaan bagus, karena kalau di luar negeri yang jumlah penduduknya lebih sedikit aja bisa. Masak jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta jiwa, mendapatkan 1 juta nggak bisa. Itu kan hanya 0 sekian persen aja.
Kalau dibidang motorsport, apa target kepengurusan Anda?
Mendatangkan banyak event balap international ke Indonesia. Tahun ini akan ada 2 seri Kejuaraan Dunia Motocross MXGP. Tahun lalu sudah 1 seri MXGP. Dan ini merupakan satu-satunya di Asia loh.
Berikutnya, kami memproyeksikan event drifting Asia, Formula E, Asia Gymkhana Competition mulai tahun lalu dan Indonesia juara umum hingga WRC (World Rally Championship).
Kita udah pernah 2 kali menggelar WRC di Sumatera Utara. Kita memiliki SDM yang berkualitas, infrastruktur tengah dibangun di seputaran Danau Toba. So, kita memiliki semua alasan untuk bisa kembali menggelar WRC.
Apalagi dalam berbagai kesempatan acara FIA, saya dan KU (Sadikin Aksa) terus menjalin komunikasi dengan Ketua Komisi Reli FIA.
Jangan lupa, kedekatan dan pertemanan Pak Sadikin Aksa dengan Mr Jean Todt (Presiden FIA) akan lebih melapangkan Indonesia untuk hadirkan event international. (budi santen)