mobilinanews (Jakarta) – Menanggapi balap motor tidak termasuk dalam 38 cabang olahraga (cabor) yang bakal diperlombakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua 2020, Waketum Organisasi IMI Pusat, Moh. Riyanto tetap tenang namun tengah menyiapkan berbagai upaya.
“Ya, kami sudah dengar itu. Tapi PB PON kan masih membuka opsi kepada 7 cabor lainnya yang dipertimbangkan bisa dipertandingkan bersama dengan 38 cabor yang sudah dipastikan. Dan balap bermotor termasuk dalam 7 cabor itu,” ujar Riyanto kepada mobilinanews.
Menurut Riyanto yang ditunjuk sebagai kepala project balap bermotor dari IMI Pusat ini, telah mengajukan proposal IMI kepada PB PON Papua. Masukannya dari roda dua ada grasstrack dan motocross, sedang dari balap mobil yakni slalom.
“Intinya, masih ada waktu untuk diperjuangkan. Langkah kami, proposal dan surat pengajuan sudah disiapkan. Terus ke PB PON Papua. Dan IMI siap mandiri agar tidak membebankan PB PON,” terang Riyanto yang juga pengurus KONI Pusat.
Yang dimaksud mandiri itu dari mengusahakan venue perlombaan untuk balap bermotor hingga akomodasi. Pasalnya problem utama pelaksanaan PON di ujung paling timur Indonesia itu memang dua hal tersebut.
Menurut Riyanto yang juga mantan Ketua KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), ada beberapa pertimbangan kenapa balap bermotor harus diperlombakan di ajang PON Papua. Yakni pertama, cabor balap motor dari PON ke PON selama ini selalu diperlombakan.
“Yang kedua, balap motor dan mobil merupakan event yang popular di masyarakat dan capaian prestasinya sudah sampai level dunia. Ketiga, balap motor dan mobil digemari masyarakat dan memiliki penggemar dari semua kalangan,” ungkap mantan Sekjen PP IMI itu.
Kemudian yang keempat, IMI siap berpartisipasi dan mendukung sukses penyelenggaraan PON serta kelima siap untuk tidak terlalu membebani PB PON Papua.
Ditanya, dari 3 cabor balap bermotor tersebut mana yang peluangnya paling besar terkait keterbatasan venue di Papua?
“Mungkin slalom lebih pas, mengingat venuenya lebih mudah. Juga grasstrack. Namun road race (balap motor) tetap harus diperjuangkan,” pungkas Riyanto.
Harus diperjuangkan maksimal dan bisa diperlombakan di PON Papua dong. (budsan)