mobilinanews (Sentul) - Usianya masih 7 tahun, dan belum setahun mengikuti kompetisi gokart resmi.
Tapi, Qarrar Firhand siap digembleng menjadi pembalap andal. Sangat beralasan, untuk meneruskan dinasti balap Tanada (Tanah Abang Dua) Racing.
Setelah Zahir Ali berhenti sebagai pembalap professional di ajang A1GP medio 2009, praktis tak ada penerus di keluarga Ali.
Tradisi balap itu dimulai sejak Muhammad Ali berkiprah balap motor di Jakarta tahun 70-an. Sang kakek itu seangkatan balap dengan pembalap legendaris Beng Soeswanto.
Trah balap dilanjutkan Firhand, Meckel hingga Zahir Ali dengan sekitar 2 dasawarsa menguasai sirkuit gokart Asia.
Nah, Qarrar si bungsu ini datang “menjadi penyelamat”. Pasalnya, keempat anak pasangan Firhand dan Aima ini Qarrar satu-satunya yang pejantan.
Kehadirannya disambut seperti euphoria. Bahkan “sang opa” Mohammad Ali antusias ke sirkuit gokart Sentul saat Qarrar perdana beraksi di Kejurnas ESHARK Rok Cup, Januari 2018.
Setelah hampir 6 bulan berkompetisi, ternyata progress yang diraih Qarrar melebihi ekspektasi.
Padahal untuk tahun perdananya kini baru adaptasi, memperkuat basic, memoles cara setir, overtaking serta start.
“Untuk cara bawa gokart kencang dan overtake, sudah lumayan berhasil. Tetapi exercise start kan tidak bisa sendirian. Harus mengikuti event," ungkap Firhand, sang ayah.
Firhand pun siapkan program khusus untuk Qarrar latihan di 3 sirkuit berbeda di Italia selama 16 hari.
Hari kedua Lebaran kemarin, Qarrar diboyong Firhand ke Italia dan akan kembali Tanah Air menjelang Kejurnas ESHARK Rok Cup 8 Juli 2018. (budsan)