mobilinanews (Jakarta) - Penamaan Gymkhana untuk penyelenggaraan acara/event, baik nasional maupun international untuk kejuaraan/kompetisi otomotif, selama ini tidak pernah menemui permasalahan.
PT. Genta Alam Semestar (GAS) telah dipercaya IMI Pusat sebagai promotor cabang olahraga motorsport yang semula bernama slalom test.
"Namun karena di luar negeri namanya Gymkhana, maka sejak 2016, atas persetujuan IMI Pusat sebagai induk organisasi olahraga bermotor, slalom test berubah menjadi Gymkhana atau Auto Gymkhana," ungkap Tjahyadi Gunawan, direktur utama PT GAS.
Masalahnya, kalau masih pakai nama Slalom Test, maka pembalap Indonesia yang akan mengalami kesulitan. Karena tidak bisa berlaga di ajang internasional. Padahal, kenyataannya, atlet Indonesia berhasil menjadi juara umum pada Asian Auto Gymkhana Competition (AAGC) 2017. Pada musim ini, Indonesia masih memimpin klasemen sementara AAGC.
Pada 2017, IMI dipercaya sebagai tuan rumah seri AAGC, event gymkhana resmi yang beralifiasi ke FIA (Federasi Olahraga Mobil Dunia) yang tahun ini bahkan pesertanya datang dari Selandia Baru hingga Australia.
Bahkan lanjut Gunawan, pada tahun 2020 akan dilangsungkan kejuaraan dunia gymkhana yang diapproval FIA, dan Indonesia ditunjuk sebagai salah satu nominator tuan rumah.
Menurut literatur Mobilinanews, kejuaraan Asia Gymkhana Competition malah sudah pernah digelar di sirkuit Skyland, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan pada 2006. Saat itu sudah diikuti beberapa negara Asia seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina, India hingga Hongkong dan James Sanger menjadi andalan tim Indonesia.
"Jauh sebelum ini, nama Gymkhana juga sudah dipakai pada event sepeda motor. Malah kegiatan berkuda juga memakai nama Gymkhana," terang promotor paling rajin dan tertib menggelar kegiatan balap di Tanah Air ini.
Event yang dulu populer dengan nama Slalom Test ini bahkan sudah ada sejak 1983 di Indonesia. (bs)