mobilinanews (San Marino) - Sejak kasus Sepang 2015 yang menjadi cikal bakal kegagalan Valentino Rossi jadi juara dunia kali ke-10, hubungan Il Dottore dengan Marc Marquez tak pernah harmonis. Ulah dan ocehan Marquez di Misano bikin makin rusak hubungan itu.
Cara Marquez merayakan kemenangan di GP San Marino penuh emosi, ternyata ada hubungannya dengan Rossi.
Sejak dulu ia memang termotivasi mengalahkan The Doctor di Misano, di mana nuansa kuning selalu menonjol oleh membludaknya para pendukung Rossi.
Tapi, kali ini, katanya semangatnya berlipat karena pertengkaran dengan Rossi sehari sebeumnya di sesi kualifikasi Q2.
Saat itu keduanya tengah melakon kesempatan terakhir untuk cetak waktu terbaik. Rider Honda dan Yamaha itu beriringan. Nyaris tubrukan saat Marquez hendak menyalip dan batal lanjutkan time attacking.
Keduanya saling menyalahkan dengan argumen masing-masing saat disidang stewards.
"Jujur saja, hari ini saya punya motivasi ekstra karena peristiwa kemarin. Seseorang mengusik saya. Ini balasan saya. Cara terbaik untuk bicara adalah di dalam lintasan," ujar Marquez seusai lomba sembari sebut kemenangan di Italia (kandang Rossi) sangat menyenangkan.
Saat membuntuti Fabio Quartararo, katanya, ia sempat berpikir apakah perlu memaksakan kemenangan atau tidak.
Tanpa harus menang pun posisinya saat itu sudah sangat baik untuk perebutan gelar karena pesaing utama, Andrea Dovizioso, jauh di belakang.
"Akhirnya saya putuskan harus coba ambil kemenangan di sini. Saya bakal tak bisa tidur jika tidak melakukannya. Saya tahu Fabio (Quartararo) sangat kencang di Sektor 3, jadi saya coba menyalipnya sebelum area itu, dan menutup jalurnya di bagian terakhir."
"Pada akhirnya sangat menyenangkan menang di Italia (kandang Rossi)," imbuhnya.
Hm, apa ya komentar Rossi habis ini? (rnp)