mobilinanews (Prancis) - Tahun lalu kasta Fabio Quartararo di Yamaha hanyalah `kelas 3` di bawah duet Valentino Rossi - Maverick Vinales dan rekan setimnya, FrancoMorbidelli, di tim satelit Petronas Yamaha Srt.
Sebagai anak baru di MotoGP dengan label bukan juara dunia di Moto3 maupun di Moto2, ia tak hanya dibayar paling murah.
Tapi, juga hanya dibekali motor spek B. Beda dengan Morbidell yang spek A, dan jauh beda dengan besutan Rossi - Vinales yang full pabrikan.
Tapi, dengan besutan kelas 3 itu Quartararo bikin sensasi 6 pole position, 7 podium, dan sejumlah momen yang merepotkan juara dunia Marc Marquez dan gelar Rookie Terbaik plus Pembalap Independen Terbaik di akhir musim.
Kini ia maju ke musim 2020 dengan modal YZR-M1 sama kelas dengan besutan 3 rider Yamaha lainnya.
Tak hanya itu ganjarannya, tapi rider muda Prancis ini pun disiapkan Yamaha untuk pertarungan jangka panjang.
Ia dikontrak hingga 2022, dan tahun depan akan mondok di tim pabrikan menggantikan Rossi.
"Ini keputusan terbaik setelah saya menimbang-nimbang beberapa tawaran sejak akhir musim lalu (kabarnya Ducati dan Suzuki). Tetap di Yamaha dengan satu brand dalam 4 tahun berturut, sangatlah positif," kata pembalap berumur 20 tahun itu dalam wawancara khususnya dengan media keren Prancis L`Equipe.
Ia sangat senang dengan apresiasi Yamaha. Dengan memberinya M1 spek pabrikan walaupun tahun ini masih berstatus anak satelit menjadi alasan terkuatnya menampik tawaran lain.
"Mereka (Yamaha) membuat saya paham kalau saya benar-benar diinginkan. Saat ini mereka membangun segala sesuatunya menuju masa depan. Setidaknya kini saya tahu harus bagaimana dalam 3 tahun ke depan. Ini beban sekaligus tantangan, saya siap," ungkap Quartararo.
Untuk jangka pendek, musim 2020, Quartararo yakinkan dirinya sendiri untuk berubah dalam beberapa hal.
Musim lalu ia hanya berpikir tampil semaksimal yang ia bisa lalukan dalam setiap balapan, kemudian berubah jadi finish 10 Besar, lantas 8 Besar dengan ambisi menjadi ruki terbaik.
"Kini saya tak seperti itu lagi. Saya tak menyebut akan bersaing merebut gelar juara, tapi akan mempertahankan momentum seperti 2019."
Perubahan lain adalah cara kerjanya dalam setiap race weekend sepanjang musim 2020 ini.
Quartararo merasa perlu lebih detil bekerja sejak sesi latihan dan fight di sesi kualifikasi agar mendapat posisi front row secara rutin.
Dengan teknologi holeshot yang memperlancar alur motor di garis start, maka grid position menjadi lebih penting lagi. Ini bisa menjadi awal yang menentukan siapa yang nantinya naik podium.
Dan, setahun pertama di MotoGP telah memberinya pengalaman berharga. Bahwa ia kini sudah harus juga mencermati kekuatan dan kelemahan rival.
"Tak melulu fokus kepada best time sendiri. Itu yang terlalu banyak makan porsi tahun lalu," jelasnya. (rnp)