mobilinanews (Swiss) - Berlarut-larut dalam 4 bulan terakhir, akhirnya sidang disiplin FIM menghukum Andrea Iannone satu setengah tahun tak boleh ikut balap MotoGP.
Anehnya, hakim juga mengamini kalau rider tim pabrikan Aprilia itu tak sengaja melakukan doping.
Eks rider tim Ducati dan Suzuki itu kedapatan doping saat ikut GP Malaysia 2019.
Ia dihukum sementara oleh FIM sejak Desember 2019 sampai keluar keputusan final. Karena itu Iannone tak bisa perkuat Aprilia dalam serangkaian tes pra musim 2020.
Dalam dua kali pemeriksaan, dalam urine Iannone ditemukan sejumlah kecil drostanolone yang termasuk dalam katagori doping untuk meningkatkan daya tahan fisik.
Hukuman 18 bulan terhitung sejak Desember 2019 hingga Juni 2021. Konsekuensinya, kontrak Iannone di Aprilia pada 2020 dinyatakan gugur.
Di sisi lain, para hakim menghargai pembelaan Iannone dan pengacaranya bahwa itu semua di luar kesengajaan.
Zat itu diperkirakan masuk lewat makanan yang dikonsumsi Iannone. Artinya tak ada faktor kesengajaan.
Karena unsur ketidaktahuan dan tak sengaja itulah Iannone dan pengacaranya bingung kenapa tetap dihukum 18 bulan. Reaksi sama datang dari CEO Aprilia Massimo Rivola.
Sesuai ketentuan, Iannone punya waktu tiga minggu untuk lakukan banding ke Pengadilan Olahraga Dunia di Swiss.
"Kami akan banding. Hakim mengakui zat tersebut terkontamimasi dari makanan, di luar kesadaran. Karena hal itu maka hukuman yang dijatuhkan sama sekali tak masuk akal," tegas Rivola yang bersumpah akan terus membela pembalapnya karena keyakinan pada kejujuran Iannone.
"Harusnya Andrea bebas seperti atlet lain yang sebelum ini bebas karena terkontaminasi. Saya harap banding ini bisa cepat selesai. Kami mendampinginya hingga akhir cerita," imbuhnya.
Rivola berharap Iannone bebas agar bisa mengikuti kompetisi MotoGP 2020 begitu kompetisi dimulai.
Ia akui pandemi Coronavirus yang menghambat kompetisi musim ini sedikit menguntungkan Iannone lantaran belum ada race resmi yang ia tinggalkan. (rnp)