mobilinanews (Italia) - Nganggur tanpa balapan membuat seluruh tim MotoGP tak punya pemasukan dari sirkuit. Langkah penghematan kudu dilakukan.
Salah satunya adalah gagasan 1 pembalap dengan jatah 1 motor saja per race. Bukan 2 unit seperti saat ini.
Gagasan itu disampaikan General manager Ducati Corse Luigi Dall`Igna dalam rapat via teleconfrence dengan perwakilan konstruktur MotoGP lainnya.
Ide ini didasari oleh kenyataan bahwa motor adalah item termahal dalam sebuah tim pabrikan. Konon mencapai belasan juta USD per bijinya.
"Krisi ini membuat semua pihak menderita. Semua ide pemangkasan biaya harus dilakukan," ucap Dall`Igna.
"Saya seorang teknisi dan saya suka pengembangan. Saya selalu menentang setiap batasan pengembangan. Tapi, sekarang berbeda. Masa depan kita ditentukan oleh pengurangan biaya," imbuhnya.
Sayang, ide Dall`Igna ditentang lima pabrikan lainnya (Honda, Yamaha, Suzuki, KTM dan Aprilia).
Yang buka suara adalah Massimo Meregalli, Direktur Pelaksana tim Yamaha. Menurutnya ide Ducati akan lebih banyak masalah dibandingkan manfaatnya.
Misalnya saat pembalap kecelakaan di sesi-sesi sebelum race, masa iya tak bisa lanjut balapan karena tak ada motor cadangan.
Ia juga tak setuju karena untuk semua tim sudah terlanjur membangun jumlah motor sesuai aturan musim ini.
Dan, satu lagi, tahun depan sangat besar kemungkinan regulasi 2020 berlanjut tak lain juga untuk menghemat biaya.
"Tahun ini tak mungkin balapan 19 seri, itu saja sudah penghematan. Anda juga bisa berangkat balapan dengan jumlah staf sesedikit mungkin," kata Meregalli seperti dikutip motorsport.
Usulan Ducati akan digodok FIM lewat Grand Prix Commission. Tapi, jika lima pabrikan lain tak setuju maka Dall`Igna harus siap gigit jari. (rnp)