Banyak yang Belum Tahu: Inilah Alasan Mobil Listrik Tidak Lagi Punya Ban Cadangan

Rabu, 09/04/2025 09:10 WIB | Ade Nugroho
Banyak yang Belum Tahu: Inilah Alasan Mobil Listrik Tidak Lagi Punya Ban Cadangan
Banyak yang Belum Tahu: Inilah Alasan Mobil Listrik Tidak Lagi Punya Ban Cadangan

mobilinanews (Jakarta) - Bagi banyak pemilik mobil konvensional, kehadiran ban cadangan di bagasi adalah hal yang tak tergantikan. Ketika ban pecah di tengah perjalanan, ban serep menjadi penyelamat instan yang bisa dipasang sendiri di pinggir jalan.

Namun, jika Anda membeli mobil listrik baru, jangan kaget saat membuka bagasi dan menemukan bahwa... tidak ada ban cadangan. Bahkan bukan hanya ban, dongkrak dan kunci roda pun kerap absen.

Lalu, apa sebenarnya alasan di balik keputusan para pabrikan mobil listrik ini? Apakah hanya sekadar memangkas biaya produksi? Ternyata alasannya jauh lebih kompleks dan cukup masuk akal, terutama jika Anda melihatnya dari sisi teknis dan regulasi.

1. Mobil Listrik Butuh Ruang Lebih untuk Baterai

Salah satu alasan utama mengapa mobil listrik tidak dilengkapi ban cadangan adalah soal ruang dan bobot.

Mobil listrik menyimpan paket baterai besar di bagian bawah lantai kendaraan. Ini membuat ruang bagasi dan kompartemen penyimpanan semakin terbatas. Menyisakan ruang untuk ban cadangan berukuran penuh akan:

Mengorbankan kapasitas bagasi,

Menambah bobot kendaraan,

Dan pada akhirnya memengaruhi efisiensi energi serta jangkauan.

Setiap kilogram tambahan bisa berdampak pada performa baterai dan jarak tempuh. Maka, para insinyur memilih untuk mengeliminasi ban cadangan demi efisiensi maksimal.

2. Teknologi Ban Semakin Canggih: Run Flat Tire & Tire Repair Kit

Sebagian besar mobil listrik kini sudah menggunakan ban jenis Run Flat Tire (RFT), yaitu ban yang masih bisa digunakan meski kehilangan tekanan angin. Ban jenis ini memungkinkan mobil berjalan hingga 80 km dengan kecepatan terbatas (sekitar 80 km/jam) setelah tertusuk benda tajam.

Alternatif lainnya adalah tire repair kit, yakni perangkat berisi cairan penambal dan pompa angin mini yang bisa digunakan untuk memperbaiki ban bocor ringan di jalan. Ini bukan solusi permanen, tapi cukup untuk membawa mobil ke bengkel terdekat tanpa perlu derek.

3. Apakah Tidak Melanggar Aturan? Ternyata Tidak

Banyak yang masih mengira semua mobil wajib memiliki ban cadangan. Padahal, dalam Permenhub Nomor 33 Tahun 2018, telah dijelaskan bahwa ban cadangan boleh digantikan oleh teknologi alternatif seperti:

Run Flat Tire (dengan sensor tekanan ban),

Tire Repair Kit,

Atau teknologi sejenis lainnya.

Selama ada petunjuk penggunaan di jalan, maka mobil tersebut sah secara regulasi. Bahkan dalam pasal itu juga disebutkan bahwa kendaraan tidak wajib membawa dongkrak dan alat pembuka roda jika menggunakan teknologi pengganti ban serep.

4. Lalu Bagaimana dengan UU LLAJ yang Masih Wajibkan Ban Serep?

Betul, UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 57 menyebut bahwa kendaraan harus dilengkapi perlengkapan standar termasuk ban cadangan.

Namun, regulasi ini bersifat umum, dan telah diakomodasi lebih lanjut dalam regulasi teknis seperti Permenhub dan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012. Dalam aturan turunan tersebut dijelaskan bahwa ban cadangan boleh tidak identik dengan ban standar, asal diameternya tetap sama.

Dengan kata lain, kendaraan yang memakai ban RFT atau repair kit tidak dianggap melanggar hukum selama sudah memenuhi standar pengganti yang sah.

5. Tapi Bagaimana Kalau Ban Sobek Parah di Jalan?

Nah, ini sisi minus dari absennya ban cadangan. Jika ban robek besar atau meledak, maka:

RFT tetap tidak bisa digunakan

Tire repair kit juga tidak mampu menambal sobekan besar

Dalam kondisi ini, pemilik mobil listrik harus mengandalkan layanan darurat atau derek resmi. Untungnya, banyak mobil listrik modern sudah dilengkapi dengan layanan bantuan 24 jam dari pabrikan atau lewat asuransi kendaraan.

6. Efisiensi Jadi Prioritas, Bukan Sekadar Fitur Tradisional

Pabrikan mobil listrik mengusung filosofi desain yang efisien, ringan, dan futuristik. Menghilangkan ban cadangan bukan berarti mengorbankan kenyamanan pengguna, melainkan mengganti fungsi tradisional dengan teknologi baru yang lebih ringkas dan hemat ruang.

Dengan semakin baiknya infrastruktur jalan dan sistem bantuan darurat, kebutuhan akan ban cadangan penuh mulai dianggap sebagai “warisan masa lalu” yang tidak lagi relevan.

Kesimpulan: Saatnya Ubah Mindset soal Ban Cadangan

Bagi generasi pengguna mobil listrik, penting untuk memahami bahwa tidak semua kebiasaan lama harus dipertahankan. Ban cadangan kini bukan lagi satu-satunya solusi untuk kondisi darurat di jalan.

Dengan teknologi modern seperti RFT dan repair kit, serta dukungan layanan darurat, pengalaman berkendara bisa tetap aman dan efisien — tanpa harus mengorbankan ruang dan daya jangkau mobil.

Jadi, kalau Anda buka bagasi dan tak menemukan ban cadangan di mobil listrik baru Anda, jangan panik. Itu bukan kelalaian pabrikan — melainkan bagian dari masa depan otomotif yang makin cerdas.