mobilinanews (Palembang) – Sangat susah menggelar event motocross berkualitas. Tapi event sekelas FIM Asian Motocross Championship yang menghabiskan dana Rp 2 miliar bisa dihadirkan di Palembang. Tokoh sentralnya adalah H Aswari Rivai, SE yang juga Bupati Lahat, Sumsel.
Bagaimana kegilaan penyuka olahraga menantang ini sehingga bisa menggelar event pertama motocross level Asia di ibukota Sumatera Selatan itu? Berikut petikannya.
Bagaimana ceritanya FIM Asian Motocross Championship bisa digelar di Palembang?
Berangkat dari keinginan dan kecintaan terhadap olahraga motocross. Dulu saya pernah mau menggelar kejurnas motocross di Lahat. Tapi nggak ada yang mau datang karena jauh katanya. Lalu saya merasa tertantang, kenapa tidak sekalian menggelar sekelas Asia. Lalu saya merintis membuat ini tapi di Palembang.
Saya sampai melakukan survei ke Thailand, melihat event dan ngobrol tentang pembinaan crosser di sana.
Apa hasil dari survei di Thailand?
Membuat sirkuit motocross yang berkualifikasi internasional. Hasilnya, ya sirkuit Dirgantara Lanud Talang Betutu ini. Menurut saya, sirkuit ini jauh lebih baik dari yang di Thailand. Selain satu-satunya sirkuit yang ada kanalnya, juga lintasannya lebih lebar sehingga meminimalisasi kecelakaan.
Empat bulan saya membangun sirkuit ini. Saya kerahkan alat-alat berat langsung dari Lahat. Anda lihat sendiri betapa eloknya. Penonton bisa melihat seluruh lintasan sepanjang 1,450 kilometer itu.
Lalu bagaimana Anda bisa mendatangkan puluhan crosser dari 12 negara?
Tentu melalui promotor dan FIM Asia. Promotornya orang Filipina, namanya Mr Stephan “Mekki” Chapuisat. Tidak murah memang, tapi dia siap membawa paket komplit yakni seluruh crosser termasuk dari Amerika Serikat, desainer sirkuit hingga membawa tv ESPN dan Fox Sport.
Oya, paket itu 80 ribu USD (sekitar Rp 1 miliar). Ada yang bilang terlalu mahal. Tetapi melihat paketnya yang lengkap, sebetulnya setara.
Dana untuk menggelar event ini dari mana?
Dari KONI Sumsel dan sponsor. Ada dana untuk olahraga dan pembinaan generasi muda. Event dayung saja bisa Rp 2,5 miliar.
Nantinya setelah event ini selesai, sirkuit bisa dipakai untuk latihan dan bikin event klub, nasional dan regional. Saya siap menggelar 6 seri kejurnas tahun depan di sini !
Tapi kabarnya Anda sempat kecewa event motocross ini dikenakan pajak hingga 25 persen?
Itulah yang saya nggak mau. Agak aneh saja masak kegiatan olahraga dan sosial dikenakan pajak. Dan terkesan mendadak. Kalau bikin kegiatan pameran atau bisnis ya boleh saja.
Anda ingin lahir crosser andal dari Sumsel?
Betul sekali. Selama ini Sumsel dikenal piawai membuat venue olahraga. Tapi tidak melahirkan atlet-atletnya. Maka saya ingin lahir crosser andal dari motocross.
Anda gila juga, bisa mendatangkan hampir seluruh kandidat ketum IMI ke acara motocross ini?
Ya saya berteman dengan semua orang. Pak Pras (Prasetyo Edi Marsudi), Rio Sarwono dan Mbak Ratih adalah teman. Saya juga undang pak Nanan Sukarna dan Sadikin Aksa yang mungkin besok Minggu hadir.
Jangan kaget, saya juga undang seluruh tokoh Sumsel yang dimungkinkan bakal maju sebagai gubernur Sumsel seperti Pak Wagub, Pak Herman Derru dan yang lain. Karena semua adalah teman.
Kabarnya Anda menggelar event ini untuk sosialisi menuju kursi Sumsel 01?
Hahaha. Biar orang saja yang menilai. Ada yang bilang ini untuk sosialisasi nama Aswari menuju kursi Gubernur Sumsel. Saya aminin saja. Yang jelas, adanya motocross ini saya ingin membina generasi muda di Sumatera Selatan pada kegiatan olahraga dan bisa berprestasi kelak.