mobilinanews (Jakarta) – Menerima IMI Awards sebagai juara kejurnas Indonesia Touring Car Championship (ITCC) kelas 1.300 cc bukan berarti Yulianto Adi girang. Justru melontarkan beberapa kritikan kepada penyelenggara awards di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/12) lalu.
“Perpisahan ketum IMI yang bagus, acaranya cukup mewah. Sayangnya acaranya ngaret jadi kelamaan menunggu,” ujar Adi kepada mobilinanews.
Harus nenurut Adi, rundown acara dikasih juga kepada calon penerima awards dan ada nama-nama pemenangnya di situ. Jadi lebih enak bisa dibaca dan nggak lupa siapa saja juaranya.
“Minimal kita bisa baca lagi siapa aja juaranya. Jadi nggak lupa. Dan nggak begitu saja dilupakan. Kasihan yang udah korban kaki tuh (M Fadli Imammudin), Cuma ngobrol di panggung 2 menit doang,” tutur pebalap bertubuh langsing ini.
Dan satu lagi kebanyakan hiburan. Akibatnya beberapa katogeri dijadikan satu panggung. Jadi berasa kayak menang di acara 17-an RT dan RW. “Kebanyakan yang naik panggungnya,” tambahnya.
Terutama yang international awards tuh. Kasihan mereka sudah mati-matian hanya naik panggung 5 menit itu juga ber 20 orang. Jadi nggak spesial.
“Lihat saja Rio Haryanto. Dia naik bareng sama 10 orang lebih di panggung. Padahal menurut saya, dia pantas mendapat lebih dari itu. Minimal kasih kesempatan buat say thanks to apa kek. Jadi sponsor dia kan senang juga,” papar Adi lagi.
“Kalau saya jadi Rio pasti kecewa banget. Kayak nggak dihargai di negeri sendiri. Segitu dia mati-matian buat negerinya,” tambahnya.
Satu lagi lanjut Adi, panitia nggak siap sama piala. “Trofi buat mas Avin Bahar hanya diprint loh namanya. Terus kayak dilaminating gitu. Sedang yang lain ada yang digravir. Kacau...,” tukas Adi.