mobilinanews (Johor Bahru) - Sebagai tuan rumah gelaran seri perdana Asian Road Racing Championship (ARRC), sirkuit Johor Bahru, Malaysia punya tantangan tersendiri.
Dua veteran balap nasional, Ahmad Jayadi dan Hendriansyah punya kuncian soal sirkuit yang juga dikenal sebagai Litar Pasir Gudang itu. "Sirkuit ini punya banyak 'Tikungan Buta'," sebut Adi dan Hendri.
Tikungan memang tidak punya mata. Tapi, yang dimaksud buta adalah pebalap yang bertarung akan sulit melihat keadaan trek selepas tikungan. "Kalau nggak cepat menghafal, akan sulit tampil maksimal konsisten," tunjuk Adi.
Hendri yang beberapa kali geber di Pasir Gudang pun akui kesulitan itu. Pengakuannya, jajal sirkuit itu, saat balap ARRC 2004. "Tahun ini baru dipakai ARRC lagi. Pebalap Malaysia pun jarang main di sana. Jadi, sama-sama buta," ungkapnya.
Dengan panjang 3,86 km dan memiliki 7 kelokan ke kanan serta 5 ke kiri, litar Johor menguji skill joki. Konturnya ada turunan dan tanjakan. Hendri menilai, "Perbandingannya 60 persen untuk mesin, 40 persen mengandalkan teknik."
Menurut Adi, enaknya sirkuit Johor, banyak tikungan dengan chamber positif. "Jadi, tergantung seberapa pebalap memanfaatkan skillnya. Seberapa berani semaksimal mungkin menikung. Pengalaman saya, nikung geber abis nggak akan sulit. Tapi ban cepet abis," tutup Adi.
Nah, semoga pebalap kita paham itu. Aamiin. (Teks Aris S Kurniawan)