mobilinanews (Jakarta) - Efek bola salju batalnya MotoGP digelar di Indonesia masih terasa. Semua komponen olahraga adu cepat roda dua di lintasan itu menyesalkan. Pebalap, sponsor dan penyelenggara jadi ikut kesal.
Event MotoGP di negara kita memang ibarat cewek cantik dan seksi. "Banyak yang mengharap MotoGP digelar di Sentul," bilang Irawan Sucahyono, advisor sirkuit Sentul Internatinal kepada mobilinanews.
Penyesalan mendalam dari sisi pebalap dilontarkan Irwan Ardiansyah. Pebalap senior yang masih ikut event kejurnas ini menyebut batalnya MotoGP digelar di tanah air banyak merugikan pebalap lokal. Apalagi, selama ini, pebalap muda kita diimingi mimpi balap di MotoGP. Mulai zamannya Doni Tata Pradita, hingga Rafid Topan Sugiarto sempat mencicipi balap motor prototipe itu.
"Kalau MotoGP dihelat di Indonesia, mata para pencari bakat tim MotoGP akan melirik joki lokal. Kita juga bisa belajar, lihat langsung, meskipun dari jauh. Ini menambah spirit kita untuk meningkatkan diri," cerocos Dian, sapaan.Irwan Ardiansyah.
Dari sisi produsen otomotif, batalnya MotoGP diadakan di Sentul juga menghilangkan potensi menjual produk mereka secara internasional. Tahu dong, merk dagang Indonesia sudah wara-wiri di arena MotoGP. Sebut saja Pabrikan motor Yamaha, Honda, pabrikan helm KYT dan pabrikan oli Federal Oil memajang slogan dan merk mereka di motor dan pembalap MotoGP.
Seperti komentar Supriyanto. "Gelaran MotoGP di Indonesia akan sejalan DNA Yamaha Indonesia. Artinya, kalau bicara dunia balap motor pasti Yamaha. Dan, di MotoGP juga Yamaha selalu teratas. Ini akan memperkuat brand Yamaha. Apalagi rider kami, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo punya fans sangat besar di Indonesia," papar manajer motorsport Yamaha Indonesia iru.
Dari pihak penyelenggara balap, A. Judiarto pun menyesalkannya. Ia melihat ketidakpahaman pemerintah Indonesia dan aturan negeri ini juga berperan dalam batalnya MotoGP dihelat di Nusantara.
"EO balap lokal kehilangan kesempatan belajar bikin balap yang baik dengan standar internasional. Negara juga rugi. Benar, penyelenggaraan MotoGP adalah bisnis. Tetapi perlu diingat, event sekelas MotoGP juga sebagai promosi Indonesia. Harusnya pemerintah mendukung dengan segala cara. Jadi ini bukan kesalahan EO lokal. Kita terbentur bantuan pemerintah dikarenakan undang-undang," tegas Judiarto.
Tuh, kan banyak ruginya....! Makanya kerjasama supaya MotoGP bisa digelar di Indonesia lagi. (Aries Susanto)