Mobilinanews – Bicara tekanan, bukan Marc Marquez yang stress. Bukan pula di Jorge Lorenzo puyeng. Tapi, Valentino Rossi yang paling tegang. Ya… Musim ini, tekanan paling berat sebenarnya ada di helm Valentino Rossi. Di usia 37, mungkin hanya musim ini, paling bagus sampai musim depan, ia berpeluang lengkapi koleksi gelar juara dunia MotoGP ke-10. Nah, dengan hasil paruh musim 2016 ini, kayaknya Vale mulai cari alasan, jika ia gagal penuhi ambisinya.
Tahun lalu, sebenar jadi kans terbesar The Doctor koleksi La Decima di kancah balap motor prototipe. Unggul 1 poin hingga seri terakhir, ia gagal karena kesalahannya sendiri. Nafsu, sehingga menendang Marquez, dan akhirnya dihukum start paling belakang di seri Valencia.
Itu bikin Vale mengkambinghitamkan Marquez penyebab gelarnya dicuri Lorenzo. Kini, ia berdamai dengan Marquez. Tapi, ia memusuhi Lorenzo dan sukses mendepak pemakai nomor start 99 itu ke Ducati. Rossi sekarang jadi pembalap nomor satu di Yamaha.
Toh nilai Rossi hingga seri IX dari total 18 seri, justru di bawah Lorenzo, tertinggal 59 poin dari Marquez di pucuk klasemen. Itu karena di dua seri terakhir, Rossi besar kepala. Tak percaya siapapun. Pada seri VIII, di Assen, Rossifumi bilang, gak bisa baca lap-board yang nulis doi unggul 2 detik. Jadi geber terus dan akhirnya jatuh di kondisi trek basah.
Terakhir, di Sachsenring yang juga basah, doi juga nggak mau masuk pit ganti motor dengan ban kering atau slick saat trek mengering. Hasilnya udah pada tau, deh. Keok! Kali ini, dia nyalahin sulit komunikasi dengan kru lewat pit board. Makanya, usul pemakaian radio komunikasi kayak di ajang Formula 1 (F1). “Mungkin hasilnya berbeda kalau aku bisa mendengar saran kru langsung,” kilahnya agar diberi izin pakai radio komunikasi.
Ah…, doi lupa, pada 2000, doi yang nolak pemakaian alat bantu komunikasi ini. Alasanya malah membahayakan. Dan sulit komunikasi dengan radio saat melaju 300 km/jam di atas motor
Terakhir, usai tes di Red Bull Ring, Austria, Rossi bilang sirkuit nya sulit untuk Yamaha. Dan karena Andrea Iannone, Andrea Dovizioso, Casey Stoner dan Hector Barbera yang geber Desmosedici berturut-turut cetak waktu tercepat, Rossi mulai berdalih, “Ducati akan merepotkan semua kontestan di seri X nanti,” ujarnya
Ah…, Rossi mulai menyiapkan alasan jika dirinya gagal lagi meraih gelar juara MotoGP La Decima.
(Teks : Aries Susanto; Foto : agv.co.uk)