mobilinanews (Jakarta) - Diputusnya kontrak pebalap F1 Indonesia, Rio Haryanto oleh tim Manor Racing, tidak ada yag perlu disesali. Semua itu resiko yang seharusnyanya bisa diantisipasi dari awal.
“Di dalam sirkus F1 milik Bernie Eclestone yang memadukan business dan sport, hal seperti ini sudah jamak dan sudah sering terjadi khususnya buat rookie di tim papan bawah. Siapa membawa uang, dia bisa bertahan dan siapa yang berprestasi dia akan lanjut dan semakin berkiprah,” ujar Anthony Sarwono, pengamat motorsport dan mantan navigator reli nasional.
Maka itu, Wono yang kini aktif sebagai steward of the meeting balap nasional dan international mengatakan tidak perlu mencari kambing hitam atau menyalahkan pihak tertentu. Karena semuanya pasti sudah melalui pertimbangan dan perhitungan yang cukup matang.
“F1 bukan segala-galanya buat Rio untuk menunjukan kiprahnya. Masih banyak tempat yang lebih layak buat Rio mempersembahkan prestasinya. Dia bisa ke DTM, WTCC, TCR, Le Mans, open wheeler di Amrik seperti Indycar dan sebagainya. Atau tidak buruk juga untuk kembali ke GP2 dan mungkin bisa dapat seat di team elite,” ungkap Wono.
Jadi, lanjut pria yang kini tinggal di Denpasar, buat Rio Haryanto jangan patah arang. Harus tetap semangat dan punya optmisme tinggi. “Juga buat kedua orang tua dan management Rio, harus tetap bisa memotivasi asset bangsa yang satu ini dan segera mencarikan jalan keluar terbaik untuk kelanjutan karir balap Rio,” tuturnya.
Bravo Rio Haryanto (budsan)