mobilinanews (Tasikmalaya) – Tanpa dana besar, uang saku pas-pas, dan latihan di lahan parkir, akhirnya tim balap motor DI Yogyakarta mendapatkan medali emas. Melalui Galang Hendra dan Reza Dhanica di kelas bebek 125cc beregu PON di sirkuit Bukit Puesar, Tasikmalaya, Minggu (25/9).
“Tanpa gembar-gembor dan janji bonus besar, DIY kembali menghadirkan medali emas PON setelah 2 pekan olahraga akbar nasional terakhir nihil medali. Medali emas terakhir diraih saat PON berlangsung di Sumsel, 12 tahun lalu,” ujar Arief MBG, salah satu ofisial Jogyakarta.
Yang menarik lagi, para awak balap Kota Gudeg itu berandil mengangkat nama Papua Barat meraih medali emas kelas 150cc beregu di PON. Karena dari pelatih dan mekanik berasal dari Yogyakarta. Nah potensi itulah yang perlu diperhatikan.
Sayangnya, sampai sekarang DIY belum memiliki sirkuit permanen. Maka raihan emas ini menjadi momentum untuk pengajuan sirkuit kepada Pemda.
“Kita ini, tim yang tergolong minim namun dapat meraih target prestasi emas. Soal sirkuit, sudah ada areal tanah seluas 23 hektar di jalan Wonosari dan kita sudah buat maketnya,” ujar Irwan Ardiansyah, manajer tim DIY sambil menunjukkan layout dan denah sirkuit yang dimaksud.
Maka itu kontingen DIY yang hadir di Tasikmalaya seperti Ketum Pengprov IMI Nursatwika, tokoh senior seperti Aief MBG, Joko Klentheng dan yang lain bisa ikut mendorong terwujudnya sirkuit permanen.
“Doakan saja soal sirkuit permanen dapat disetujui pihak Pemerintah Provinsi atau DPRD, termasuk langkah pembiayaan dengan merangkul investor. Saya juga sudah menyampaikan kepada kalangan keluarga Sultan, “ tambah Dian, sapaan karibnya.
Fakta berbicara memang DIY kurang fasilitas sirkuit namun terbukti konsisten melahirkan rider berprestasi. Itu istimewanya. (budsan)