mobilinanews (Sepang – Malaysia) – Maverick Vinales punya dosa besar pada tim pabrikan Suzuki Ecstar. Itu harus dibayar lunas oleh Vinales saat MotoGP seri XVII di Sepang, Malaysia.
Vinales tentu nggak mau dianggap tidak berterima kasih pada Suzuki yang telah mengorbitkannya di MotoGP sejak 2015. Karena, Suzuki Ecstar memilih juara dunia Moto3 2013 itu membela panji Tim Biru Langit di MotoGP 2015. Padahal, Vinales tampil semusim di Moto2 2014, dan finish ketiga di klasemen akhir. Suzuki tidak memilih Esteve Rabat yang jadi juara dunia kelas menengah.
“Maverick (Vinales, red) masih muda. Ia punya banyak potensi. Dan ia punya gaya tersendiri yang bisa cocok dengan pengembangan kami,” tutur Davide Brivio, manajer tim Suzuki Ecstar ketika merekrut Spaniard kelahiran 12 Januari 1995 itu.
Suzuki Ecstar beruntung, karena Brivio benar. Maverick yang terkesan diam, bisa cepat menerima semua pengembangan di GSX-RR sepanjang 2015. Apalagi, joki Suzuki punya hak istimewa tanpa batasan mengujicoba, dan pemakaian mesin GSX-RR untuk jokinya.
Nah, perlakuan spesial dari Dorna dan FIM itu dihabisi oleh Vinales musim ini. Karena, menurut aturan FIM dan Dorna, jika pabrikan sudah kumpulkan 6 poin, mereka kudu ikut aturan pembatasan. Nilai 6 dihitung dari, 1 kemenangan diberi nilai 3, finish kedua poinnya 2 dan 1 angka untuk podium ketiga. Vinales mengoleksi 3 podium ketiga di Perancis, Jepang dan Australia, plus 1 kemenangan di GP Inggris.
Artinya, 2017 nanti, Suzuki dianggap sudah selevel Honda, Yamaha dan Ducati. GSX-RR sudah bisa naik podium dan menang. Jadi, musim depan, pabrikan berlogo S itu menghadapi batasan ujicoba sesuai jadwal FIM, dan pemakaian jumlah mesin 6. Otomatis, joki anyar Suzuki, Andrea Dovizioso dan Alex Rins kudu irit mesin
“Aku harus berterima kasih pada kerja keras tim ini. Telah memberi kesempatan dan motor terbaik. Pengalaman yang bagus selama di Suzuki,” ucap Vinales usai rayakan podium ketiga di Phillip Island.
Nah, tanda terima kasih itu harusnya dibayar oleh Vinales di GP Malaysia, minggu (30/10) nanti. Tentunya dengan masukan data akurat yang bisa membuat GSX-RR benar-benar tangguh, 2017 nanti. Nggak cuma kencang, tapi juga harus tahan lama. Masalahnya, semua prestasi Vinales didapat ketika terjadi chaos alias ‘kekacauan’ di balapan. Seperti cuaca yang tidak bersahabat, atau pembalap unggulan dari tim pabrikan Honda dan Yamaha yang tidak finish.
“Ini kerja kami semua. Dan Maverick akan membuktikan GSX-RR memang selevel pabrikan lain,” pungkas Brivio.
Semoga hutang Vinales terbayar lunas sebelum ia pindah ke Yamaha. Aamiin! (Aries Susanto)