MotoGP 2024 SGPB: Bukan Jorge Martin, Tapi Francesco Bagnaia Mestinya Unggul 24 Poin Jelang Seri Pamungkas. Begini Hitungannya
mobilinanews (Spanyol) -Jorge Martin (Pramac Ducati) bisa meraih gelar MotoGP 2024 di sesi Sprint Race GP Solidarity Grand Prix of Barcelona (SGPB) pada Sabtu (16/11). Ini fakta betapa sesi sprint race benar-benar vital dalam perburuan gelar.
Sejak diperkenalkan pada musim 2023, tambahan race ini menjadi ajang pro dan kontra berbagai pihak.
Termasuk pembalap karena mereka harus lakoni lebih banyak pertarungan dan lebih banyak resiko. Terutama buat pembalap yang bergaji tetap alias tak ada tambahan untuk tugas tambahan itu. Saat itu pemegang gelar dunia macam Fabio Quartararo (Yamaha) dan Francesco Bagnaia (Ducati) berada di pihak yang tidak setuju.
Pembalap lain juga keberatan karena tambahan sesi itu justru memangkas waktu latihan. Membuat pembalap tak cukup waktu untuk membangun setelan motor seperti yang diinginkan.
Prioritas pembalap saat latihan terbatas itu adalah fastest lap, bukan lagi race pace. Butuh sesegera mungkin mendapatkan lap tercepat tak lain agar lolos otomatis ke Q2, kencang di kualifikasi dan sprint. Itu salah satu sebabnya mengapa kecelakaan banyak terjadi saat sprint. Termasuk buat Bagnaia.
Pada kompetisi 2024 ini terbukti kalau sprint race tak hanya seru-seruan agar penonton datang di hari Sabtu sebagaimana tujuan Dorna Sports, tapi sudah jadi faktor penting dalam perebutan gelar.
Itu bisa dilihat dari perolehan poin Martin dan Bagnaia dari sprint ataupun main race (balapan utama). Sejauh ini Bagnaia adalah pembalap terbanyak yang memenangkan balapan utama (10 races), tapi ia justru kalah 24 angka dengan Martin di papan klasemen.
"Ironis, yang paling banyak juara main race justru bukan pemimpin klasemen," kata Bagnaia sembari senyum kecut usai menjuarai GP Malaysia lalu.
Sebaliknya dengan Martinator yang tahun ini berjuluk Raja Sprint karena paling dominan pada balap jarak pendek itu. Sepanjang.musim 2024 ini Martin meraup 164 poin hanya dari sesi sprint race. Unggul 48 angka dari pencapaian Bagnaia di sesi sama. Itu membantu Martin meraih keunggulan 24 poin pada saat ini.
Di sisi lain, Bagnaia meraup 345 poin dari ajang balap utama. Bandingkan dengan Martin yang hanya dapat 321 angka pada kesemoatan yang sama. Selisih 24 angka juga.
Karena itu jika tak ada poin untuk sprintt race seperti musim 2022 maka saat ini harusnya Bagnaia yang unggul dengan marjin yang sama, 24 poin.
So, jika Martin masih jadi Raja Sprint dan memenangkan race itu pada Sabtu (16/11) maka saat itu juga ia meraih gelar dunia dan tahun depan berhak pakai plat nomor #1 meski sudah pindah tim ke Aprilia. Tak terpengaruh apa pun meski Bagnaia menjuarai main race pada esok harinya, Minggu (17/11). (rn)